Tulisan berseri ini sebenarnya hendak saya hentikan hanya sampai di tulisan ke 3 saja, namun rupanya sang Prabu Siliwangi (http://tinyurl.com/Prabu-Siliwangi) menimpakan wangsit baru yang memaksa saya tak boleh tidak harus membuat seri yang ke 4. (Tulisan-tulisan sebelumnya dapat dibaca di link-link berikut bila memang ada ketertarikan untuk mengikutinya dari awal)
- Ironi Bila Prestasi Arsid Selalu Dipermasalahkan Lawan Politiknya Di Ranah Grass Root Sementara Boss Mereka Mengakui (1) http://www.facebook.com/note.php?note_id=491523687342
- Ironi Bila Prestasi Arsid Selalu Dipermasalahkan Lawan Politiknya (2) http://www.facebook.com/note.php?note_id=491591937342
- Ironi Bila Prestasi Arsid Selalu Dipermasalahkan Lawan Politiknya (3) http://www.facebook.com/note.php?note_id=491721817342
Berikut tutur sang Prabu Siliwangi yang wangsitnya mampir di tulisan tentang Arsid yang kedua yang merujuk pada poin 2,3 dan 4 ditulisan tersebut, walau tidak spesifik membahas tentang Arsid namun masih ada kaitan dengan tampilnya Arsid di Bursa Calon Walikota saat itu :
2. Benarkah Partai-partai besar pernah melamarkan kadernya untuk menjadi orang nomer dua mendampingi Arsid dengan syarat Arsid harus mengeluarkan dana sekian M untuk itu? Urut kecil PKS sekian M, Golkar sekian M dan Demokrat sekian M?
3. Benarkah salah satu PNS yang masuk pooling ditulisan sebelum ini, mencoba untuk menggeser posisi Andre Taulany jelang Deklarasi Arsid - Andre setelah dia tidak memiliki kendaraan menuju Calon Walikota Tangsel?
4. Benarkah karena PNS tersebut kecewa tidak mampu menggoyahkan komitmen Arsid kepada Andre Taulany maka terjadilah penggembosan suara di wilyah yang bisa dia kuasai? Padahal sebelumnya dia berjanji akan menjaga wilayahnya dari intrik politik yang culas dan super tega? Siapakah diantara Arsid dan Oknum tersebut yang berkhianat terhadap komitmen sebelumnya dan ujungnya berkhianat terhadap masyarakat pemilih?
6. Benarkah langkah gugatan ke MK pernah dihentikan oleh orang kedua ARD dengan ditukar dengan sejumlah rupiah yang kemudian ditolak oleh Arsid karena suaranya bukanlah suara rekayasa, murni suara masyarakat yang menginginkanya menjadi Pemimpin Pertama di Negeri Tangsel ini?
8. Yang terakhir, benarkah B1 pun pernah berupaya meloby Arsid untuk tidak maju di Pilkada Tangsel dengan imbalan tertentu?
Pelengkap Poin 2
- Adanya Koalisi Tangerang Bersatu (KTB) yang terdiri dari GERINDRA, HANURA, PPP, PKPI, PBB dan PKB (mohon koreksi jika salah) bertujuan untuk mengimbangi koalisi Partai Besar yang menjadi Pengusung ARD.
- Entah mengapa KTB tersebut pecah, hanya tinggal GERINDRA, HANURA, PPP dan PBB, sedangkan PKPI dan PKB akhirnya mengusung ARD karena konon mendapat bayaran yang lebih tinggi
- Pada awalnya PAN tidak masuk daftar Partai Pengusung ARD, karena PAN ingin berkoalisi dengan KTB untuk mengusung Iskandar, Muhammad, Arsid dan Herman.
- Namun karena terjadi perbedaan pandangan dari ke empat balon terseut diatas yang susah untuk dipasangkan, akhirnya koalisi ini pecah, yang mengakibatkan PAN tidak memiliki balon yang akan diusung.
- Akhirnya PAN menawarkan diri untuk mengusung ARD entah berapa imbalannya, yang pasti hengkangnya PAN dari mendukung Arsid karena dana dikantong hanya cukup untuk 4 Partai dengan 7 kursi di DPRD.
Pelengkap Poin 3 & 4
- Rupanya yang dimaksud oknum PNS tersebut adalah Muhammad yang hubungannya tidak harmonis dengan Arsid gara-gara dia merasa lebih senior sehingga tidak mau menjadi orang kedua, padahal jelas-jelas pooling menunjukkan Arsid lebih unggul darinya.
Pelengkap Poin 6
- Memang benar waktu Arsid mau mengajukan gugatan ke MK, ada utusan AD yang bertemu dengan Arsid, agar Arsid tidak melakukan gugatan ke MK dan ARD akan mengganti semua uang yang dikeluarkan untuk pencalonannya dan 1 M untuk pribadi Arsid. Kala itu Arsid akan menerima jika semua pendukungnya juga diberi masing-masing 1 M x jumlah pendukungnya. Sementara dari versi wangsit saya, kala itu BD yang malakukan kontak lanasung dengan Arsid via telephone. Dan BD pun tertampar oleh penolakan diplomatis Arsid
Pelengkap Poin 8
- Arsid pernah di panggil ke Serang yang bisa jadi B1 yang memanggil, disana dia ditawari mobil mewah, uang mewah dana uang berapapun asal dia tidak ikut mencalonkan diri pada Pilkada Tangsel.
- Namun Arsid tidak mau mernima itu semua karena dia tidak ingin mengecewakan orang-orang yang telah mendukung dan telah memberi kepercayaan padana
Demikian rangkuman wangsit dari Prabu Siliwangi yang dapat saya torehkan, dan mari kita kembali renungkan pantaskah Arsid menjadi Pemimpin Pertama Negeri Tangsel ini atau dianggap tak layak untuk itu?
Sebuah pertanyaan yang akan kita jawab kelak di bilik pilihan.
Pamulang, dini hari
(benar-benar lelah dan payah, hingga kata-kata pun tak dapat lugas tertata)
Selasa, 25 januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar