1 Syawal Dipastikan Hari Ahad

Republika Online

Selasa, 15 September 2009 pukul 16:32:00

BANDUNG--Simpang siur tentang penetapan 1 Syawal atau hari Raya Idul Fitri terjawab sudah. Berdasarkan pantauan pakar astronomi, posisi hilal pada Sabtu (19/9) sudah di atas 4 derajat. Dipastikan azimut bulan dari matahari, sudah cukup jauh sekitar 6 derajat. Sehingga, menurut Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains dan Atmosfer Iklim, Dr Thomas Djamaluddin, sehingga penetapan 1 Syawal sudah pasti jatuh pada Ahad (20/9).

''Secara umum, hilal sudah bisa kita lihat baik dengan hisab atau pun ru'yat pada 19 September di beberapa tempat,'' ujar Thomas kepada Republika, Selasa (15/9).

Thomas mengatakan, sebenarnya di dalam kalender Departemen Agama (Depag) pun, 1 Syawal jatuh pada Ahad (20/9). Namun, karena jatuh pada hari Ahad, libur lebaran selalu digeserkan pada hari berikutnya. Jadi, perbedaan persepsi hari Raya Idul Fitri yang terjadi di masyarakat bukan karena masalah penentuan hilal melainkan karena adanya pergeseran libur lebaran.

''Saya mengingatkan pada masyarakat agar pada tanggal 20 tidak puasa lagi. Karena, sudah jatuh 1 Syawal berarti puasa berakhir pada tanggal 19,'' katanya.

Menurut Thomas, adanya pergeseran libur tersebut mengakibatkan banyak masyarakat yang salah menerka waktu shalat Idul Fitri. Masyarakat, kata dia, banyak yang mudik pada Ahad (20/9) karena mengira shalat Idul Fitrinya jatuh pada Senin (21/9).

Sementara dari sisi pengamatan hilal secara hisab dan ru'yat, kata Thomas, tahun ini dipastikan tidak ada perbedaan. Karena, pengamatan dilakukan di atas 4 derajat. Bahkan, di Jabar hilal terlihat lebih besar lagi mencapai 6 derajat.

Pengamatan hilal, kata dia, dari sisi dalilnya memang ada dua yaitu hisab dan ru'yat. Namun, dari sisi astronomi pengamatan hilal dengan hisab maupun ru'yat justru saling melengkapi. Apalagi, pengamatan secara hisab sekarang lebih akurat. Sementara, dengan ru'yat bisa membuat pengamatan menjadi lebih cermat.

''Hisab astronomi modern sekarang sudah bisa dipastikan hasilnya akan cocok dengan pengamatan. Karena, pengamatan dilakukan sudah dengan komputerize,'' ujarnya.

Pengamatan secara komputerize, sambung dia, langsung mengarah ke posisi bulan. Sehingga, hasilnya lebih akurat dan lebih membuktikan seberapa besar keakuratan hasil penghitungan.

''Lembaga atau Ormas islam di Indonesia sekarang banyak yang sudah menggunakan komputerize untuk mengamati hilal,'' katanya.  kie/ahi
Blogged with the Flock Browser

Artikel Terkait :



1 komentar:

Yadi Utama mengatakan...

Selamat Idul Fitri 1430H, Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Salam, dari Komunitas Blogger Unsri http://blog.unsri.ac.id

Arsipnya