Lanjutan Tokek Seharga 6.5 Milyar Sekarang Ditawar 25 Milyar

http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/56311

Kawasan hutan yang berada di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan dan Serudong, Malaysia ternyata masih menyimpan berbagai potensi flora dan fauna yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat.
Baru-baru ini di perbatasan kawasan tersebut, ditemukan seekor tokek yang diklaim memiliki berat hingga 64 kilogram. Tokek tersebut ditemukan salah seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan, tak jauh dari perbatasan Indonesia.
Arbin, warga Tawau, Malaysia,  yang sempat mengabadikan gambar tokek itu menceritakan, awalnya si remaja pemilik tokek itu berjalan-jalan di kawasan hutan. Ia memang memiliki niat untuk mencari tokek.
“Karena di Malaysia ini sedang gempar-gemparnya orang mencari tokek. Nah si remaja ini juga ikut mencari tokek ke hutan,” kata Arbin, yang ditemui di Tawau, Senin (3/5/2010) malam lalu.
Saat sedang berburu tokek itulah, secara tidak sengaja si remaja ini menemukan tokek berukuran raksasa. “Awalnya dia kaget juga karena besarnya seperti buaya. Setelah dilihat ternyata tokek dan dia sudah tidak bisa bergerak karena besar sekali. Tokek itu dipikul lalu dibawa pulang,” ujarnya.
Tokek itu kini masih tersimpan di rumah si penemunya, di Kalabakan. Setiap harinya, hewan tersebut harus diberi makan daging terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup. Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.
“Itu sudah pernah ditawar 2.300 juta ringgit Malaysia (setara Rp 6,4 miliar) tapi dia tidak mau lepas. Katanya mau cari orang yang boleh beli lebih tinggi lagi,” katanya.
Di Malaysia khususnya di Tawau, para remaja banyak yang menyisihkan waktunya untuk mencari tokek. Kawasan Bumi Perkemahan Pandu di Kem Tiku termasuk salah satu tempat yang menjadi tempat buruan mereka.
“Pernah waktu ada perkemahan, anak-anak di sana menangkap sembilan ekor tokek. Tapi masih kecil-kecil semuanya,” kata Arbin. Tokek memang memiliki sejumlah manfaat. Misalnya saja dari kulitnya bisa dibuat berbagai perlengkapan pria dan wanita seperti tas, dompet dan sebagainya. Sementara ada juga manfaat tokek yang mampu mengobati penyakit asma.
Konon kabarnya di Cina dan Thailand sedang dikembangkan suatu obat HIV/AIDS yang terbuat dari hewan tokek ini. Bagian dari tokek yang dapat dmanfaatkan untuk obat adalah bagian lidahnya.
Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit bahkan di beberapa daerah ada yang mempercayai bahwa mengonsumsi daging tokek dapat bermanfaat sebagai obat penambah gairah seksual bagi kaum pria.
Tentang tokek
* Tokek adalah sejenis reptil kecil untuk penyebutan lain dari cicak yang berukuran besar. Tokek merupakan cecak besar, berkepala besar, berkulit kasar dengan bentuk bintil besar-besar.
* Pada umumnya berwarna dasar abu-abu kebiruan atau abu-abu kehijauan dan ada yang agak kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik berwarna merah bata atau bintik-bintik kekuning-kuningan.
* Bentuk pangkal ekor ada yang membulat dan ada yang berbentuk persegi, kebagian ujung akan bulat memanjang.
* Bagian ekor berwarna belang-belang dengan beberapa baris bintil-bintil berwarna sesuai warna bagian tubuh lainnya.
* Tokek juga ada yang berwarna putih susu atau kuning polos (albino), bahkan ada yang berwarna dasar hitam polos atau belang hitam putih.

-----------

http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/56352
Andi Makkuraga Hidayat, warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersedia membeli tokek seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan, dan Seudong, Malaysia, oleh seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan,seharga Rp 25 miliar per ons. Satu kilogram sama dengan 10 ons.
Keinginan Andi ini dikatakan langsung pada awak redaksi Tribun Kaltim, Rabu (5/5/2010) sore. "Saya sengaja datang ke Tribun (Kaltim) memang untuk membeli tokek tersebut. Saya tahu informasi itu memang dari Tribun, dan langsung berniat membeli. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," tegas Andi. Jika dihitung maka tokek itu berharga Rp 16 triliun.
Sejak 3 tahun lalu, dia memang berbisnis tokek. Mulai dari Bandung, Surabaya hingga Tuban sudah dijelajahinya untuk berburu tokek. Dan sejauh ini baru tokek seberat 5 kg yang berhasil ditemuinya, di daerah Bandung.
"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Luar biasa. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan.
Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS. Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang Indonesia maupun dari luar negeri, dan harganya melambung tinggi.
Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus. "Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke sana dan berniat beli, tapi ternyata sampai di lokasi tokeknya cuma seberat 1 ons," ujarnya.
Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini kan memang besar, gambarnya saja besar, dan saya yakin lah ini tidak main-main," imbuhnya.
Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan. Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup. Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.
"Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi.
Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim. Di antaranya, Nanang dan Marimin yang mengaku salah satu agen resmi pembeli tokek, bahkan siap membeli tokek tersebut dengan harga yang diminta sang pemilik.
"Saya kaget dengan berita tokek sebesar itu dan beratnya mencapai 64 kg. Makanya saya ingin membeli tokek tersebut," kata Nanang saat bertandang ke kantor Tribun, (5/5/2010) malam.
Hal senada juga diutarakan oleh Marimin. Ia mengaku sudah menghubungi kantor pusat pembeli tokek di Korea Utara terkait berita tentang tokek menghebohkan tersebut. "Saya sudah menelpon bos saya di Korea. Mereka siap membeli Rp 15 miliar, atau berapa pun harganya oke, asal tokek tersebut benar-benar ada," ujatrnya.
"Bos saya dari Korea (hari ini) akan datang ke Indonesia untuk melihat langsung tokek tersebut," tegas Marimin.

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya