Facebook, Situs Pertemanan yang (Bisa) Memancing Permusuhan



Jakarta - Facebook, situs besutan Mark Zuckerberg ini sejatinya diciptakan sebagai situs pertemanan. Artinya, pengguna Facebook dapat memanfaatkan situs ini untuk memperluas network dan relasinya dengan menembus batas geografis yang menghadang.

Hanya saja, kian berkembang dan semakin banyak digunakan banyak orang, Facebook juga sering disalahgunakan. Mulai dari membuat status Facebook yang nyeleneh hingga membuat grup atau ajakan (invitation) suatu event yang bikin banyak orang murka.

Contoh yang paling sederhana adalah adanya kasus pemecatan lantaran si karyawan membuat status Facebook yang 'menyerang' atasan atau rekan kerjanya di kantor. Kisah ini sejatinya sudah sering terjadi di luar sana, namun ternyata Indonesia pun tak luput untuk ambil bagian.

Mencurahkan unek-unek dan pendapat memang tak dilarang, tapi liat-liat lokasi juga. Jika tempat untuk mengeluarkannya berada di ranah publik tentu ini lain hal. Terlebih jika hal itu menyinggung pihak lain.

Nah, untuk hal tersebut, Indonesia juga pernah punya contohnya. Yakni yang melibatkan salah seorang mahasiswa ITB. Kala itu, si mahasiswa jurusan Kimia ini berkomentar terkait pertandingan sepakbola antara Persib melawan Persipura pada 2 Mei 2010 silam. Sayangnya, dalam status yang ditulis tersebut dia mengolok-olok serta menyinggung masyarakat Papua.

Tak ayal, hal ini menyulut protes keras dari masyarakat Papua. Mereka pun sampai menggelar demonstrasi, melaporkan ke polisi dan menuntut ITB meminta maaf atas kelakuan mahasiswanya tersebut dan mengeluarkannya dari kampus Ganesha.

Setelah kejadian ini, sang pelaku sejatinya sudah meminta maaf yang ditulisnya juga lewat status Facebook. Namun apa daya, permintaan maaf di status sepertinya kurang kuat efeknya untuk menghilangkan rasa sakit hati dari status yang berisi olok-olok yang dibuatnya terdahulu.

Dari kedua kasus di atas, para pelaku pada awalnya mungkin tidak menyadari bahwa efek domino dari aktivitas Facebook nyeleneh mereka akan begitu besarnya. Sebab menyeret banyak orang untuk tenggelam di dalamnya.

Facebook dan Agama

Seperti diketahui, di Facebook kita juga bisa membuat sebuah grup untuk mengumpulkan orang-orang yang memiliki kesamaan minat. Namun jika 'minat' yang diserukan menyinggung pihak lain, tentu ini sama saja dengan kedua kasus di atas.

Hal inilah yang sekarang kerap kali muncul di Facebook. Bahan keributannya pun tidak main-main, yakni sudah menyeret agama. Padahal ini merupakan ranah sensitif yang selalu dipegang teguh setiap orang.

Namun pada kenyataannya, masih ada saja orang-orang yang melakukan penghinaan agama di situs jejaring sosial ini. Tentu ini sangat disayangkan, sebab sudah sangat jauh dari esensi lahirnya Facebook yang ingin menjadi situs pertemanan.

Jika sudah begini, bukan teman yang Anda dapat melainkan hanyalah musuh.

http://multiply.com/gi/sudarjanto:journal:15838

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya