Mengecam Tulisan Prof. Sarlito Wirawan Tentang Manohara

Sumber : Reporter Nyamuk MP

Pagi ini saya membaca sebuah tulisan mengenai Manohara di Multiply yang rasanya menarik untk disimak. Bagaimana perlunya seorang pakar harus selalu berupaya mendudukan posisinya pada tempat yang pas dalam membahas suatu masalah karena ucapannya dapat memberikan beragam opini saling-silang dari para pembacannya.


Silahkan....

--------------------------------------------------------------


Kepada Yth.

Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono

Dekan Fakultas Psikologi

UPI/YAI  

 

Dengan hormat,

Bersama ini saya ingin menyatakan ketidak sepakatan saya dengan beberapa pendapat bapak yang dimuat pada Koran Sindo Hari Kamis, 18 Juni 2009, maupun yang terdapat di situs  http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/248040/

Yang berjudul "Dari Lady Di ke Manohara".

 

  1. Bagaimana bisa anda seorang psikolog membandingkan antara Lady Di dengan Manohara dengan cara pandang kebudayaan dan kebiasaan kehidupan diantara keluarga kerajaan Inggris dengan keluarga kerajaan Kelantan?

 

            "Seperti Manohara, Lady Di juga anak orang kebanyakan. Dia menikah pada usia 20 tahun, masih dalam usia remaja akhir,yang masih suka hura-hura, jauh dari adat keraton yang serbamengikat. Dapat dimengerti bahwa Lady Di juga shock ketika memasuki lingkungan Istana Buckingham……Manohara yang masih suka belanja- belanja ke mal dan bercanda dengan teman-temannya (sebagaimana semua remaja sedunia) tiba-tiba harus kehilangan semua itu..

Pak, Terlepas dari berbagai aturan dan adat kebiasaan di dalam kerajaan Kelantan, saya yakin tidak ada satu manusia pun yang tahan dengan kehidupan di dalam penyiksaan. Ini bukan masalah umurnya Manohara yang masih muda, penuh dengan hura-hura. Alasan utama Manohara ingin melarikan diri dari suaminya karena "TERUS MENERUS DISIKSA" dan bukan karena FRUSTASI!!!!

 

 

  1. Anda sepertinya juga mengabaikan hasil visum forensik yang dilakukan pada Senin 9 Juni 2009 dengan dokter forensik Abdul Mun,im Idris yang sudah berpengalaman di bidangnya selama 37 tahun.

 

            "Terakhir, dokter ahli forensik yang sudah memeriksa Manohara, yang tadinya sudah memastikan adanya tindak kekerasan, membuat wawancara sendiri dengan media untuk menyatakan bahwa dia hanya dapat memastikan adanya bekas-bekas luka atau kena benda keras pada tubuh Manohara,tetapi tidak bisa menentukan apakah terjadi kekerasan atau tidak"

     

      Coba bapak lihat di

http://www.tabloidnova.com/Nova2/Selebriti/Aktual/Hasil-Visum-Manohara-Alami-Sayatan-dan-Luka

 

"Hotman menjelaskan, Manohara sudah melakukan visum privat, Senin (9/6) sore di sebuah hotel dengan dokter forensik Abdul Mun,im Idris yang sudah berpengalaman di bidangnya selama 37 tahun. Dari hasil pemeriksaan dr. Mun,im, ditemukan bekas luka di tubuh Mano, antara lain di sekitar payudara, punggung berupa titik yang disebabkan suntikan, dan paha. Dilihat dari luka, menurut dr. Mun,im hal itu disebabkan sayatan. "Yang dialami Mano adalah luka derajat dua, menengah, pelaku boleh ditahan. Masih ada bekas sampel darah dan urin dan sudah diambil untuk pemeriksaan," tutur Mun,im".

     

Atas dasar apa bapak mengatakan bahwa hasil visum tersebut, dr.Abdul Mun,im tidak menyimpulkan bahwa beliau tidak menyimpulkan hasil visum tersebut TIDAK BISA MENENTUKAN APAKAH TERJADI KEKERASAN ATAU TIDAK. Bapak harusnya memberikan petikan hasil wawancara dengan dr.Abdul Mun,im, yang menyatakan beliau mengatakan hal tersebut. Anda seorang PROFESOR bukan? Kok tidak mengerti atau belum mengerti METODE PENELITIAN, Mata Kuliah di semester awal lho pak!!

 

  1. Anda merasa ini semua diakibatkan oleh "Perkawinan Beda Budaya"

 

            "Perkawinan beda budaya banyak terjadi, apalagi di zaman sekarang sudah dianggap biasa.Tidak semua gagal karena kejutan budaya"

 

      Jadi Manohara yang  mendapatkan beberapa kali suntikan bius dari Fakhry saat ia ingin bersetubuh dengan Manohara dan dengan tubuh yang tidak berdaya itulah Fakhry bebas melakukan apapun pada tubuh Manohara dan Tubuh Bugil Manohara disiksa terlebih dahulu sebelum Fakhry melampiaskan hasratnya, ITU YANG BAPAK SEBUT BUDAYA???

     

  1. Anda anggap bahwa Kasus Manohara ini sama dengan "SINETRON MURAHAN" yang banyak "menghambur-hamburkan" airmata?

     

            "Dia sudah dijanjikan untuk pemeriksaan dokter oleh pengacara, dokternya pun sudah siap, Manohara dan mamanya malah sibuk wawancara ke sana-ke sini berbagi air mata".

 

Anda lucu sekali yaa PROFESOR!!!

Anda PSIKOLOG harusnya bisa berpikir "BAGAIMANA KALAU KELUARGA ANDA / ANDA SENDIRI YANG MENGALAMI HAL INI?" Mungkin kalau anda yang mengalami hal ini, maka tulisan anda saya yakin tidak seperti tulisan yang "KACANGAN". Sebagai KORBAN penyiksaan, dan sebagai SEORANG IBU YANG MELAHIRKAN ANAKNYA, WAJAR ATAU TIDAK, MANUSIAWI ATAU TIDAK kalau mereka berdua menangis? Apalagi mereka seorang WANITA!!!!

 

Kesimpulan : Anda itu seorang PSIKOLOG, tapi tidak bisa berpikir seperti PSIKOLOG. Tulisan anda itu sungguh jauh dari Ilmiah, tapi anda mencantumkan Jabatan anda di Kampus UPI / YAI sebagai Dekan. Anda terlalu SUBJECTIVE dan jauh dari OBJECTIVE, apalagi sebagai orang dari kalangan kampus. Tulisan anda terlalu "MURAHAN" dan banyak terpengaruh "KEMUAKAN" anda terhadap Manohara.

 

Saya bukanlah seorang PSIKOLOG seperti anda, akan tetapi paling tidak saya masih memiliki ANALOGI yang SEHAT. Saya juga bukan penggemar Manohara, sehingga tulisan saya tidak masuk kategori "PEMBELA MANOHARA". Tulisan andalah yang masuk kategori "PEMBENCI MANOHARA". Harusnya sebagai "ORANG KAMPUS" anda harus memperlihatkan NETRALITAS anda!!!

 

Sekian dan terimakasih.

Hormat saya,

      http://ny4muk.multiply.com


Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya