Vina Ramitha
(devry.files.wordpress.com) |
London – Mesin pencari raksasa, Google, makin sukses dan makin besar
saja. Mereka bersaing dengan Yahoo!. Padahal, ketika berdirinya, ada
‘warna’ Yahoo! di sini. Mereka sempat konsultasi dengan pendiri situs
Yahoo!.
Awalnya, Page dan Brin bermaksud untuk membuat sebuah mesin pencari di tengah maraknya demam dot com di AS ketika itu. Mereka juga tertarik untuk membuat sebuah perusahaan
sendiri. Tak berbekal pengetahuan dasar, keduanya berkonsultasi dengan David Filo, kawan mereka yang merupakan pendiri situs Yahoo!
Bermodalkan keteguhan hati, Page dan Brin mendirikan Google. Beruntung ada yang mau berinvestasi. Maka pada tanggal 7 September 1998, resmilah situs ini diluncurkan kendati belum langsung mendapatkan hak paten. Masih dalam format beta saja, mereka sudah melayani sekitar 10.000 pencarian per hari.
Dewi fortuna memang tak pernah jauh dari kedua sahabat yang awalnyasaling membenci ini. Mereka melakukan penawaran saham perdana (IPO)pada tanggal 19 Agustus 2004 yang langsung mengumpulkan US$ 1,67miliar. Nilai perusahaan Google kini telah mencapai US$ 23 juta denganmodal awal US$ sejuta yang mereka kumpulkan dengan susah payah. Googleterus bertumbuh, melalui berbagai macam pengambangan produk, akuisisi, dan kerjasama.Kini, Google adalah sebuah mesin pencari raksasa, yang telah melampaui Yahoo! sekalipun. Kapitalisasi pasarnya telah menembus angka US$ 150 miliar, sementara Yahoo! hanya US$ 27,68 miliar.
Tentu, besarnya situs ini bukannya tanpa pesaing. Dalam pasarnya, Google memang mendominasi namun pesaing terus bermunculan.Sebutlah umpamanya Teoma yang kini lebih dikenal sebagai ask.com. Situs ini didirikan pada tahun 2000 oleh Profesor Apostolos Gerasoulis dan beberapa rekannya di Rutgers University, New Jersey, AS. Ia dibantu oleh Profesor Tao Yang dari UCSB untuk riset dan pengembangan. Teoma sempat terkenal ketika itu dengan konsep link alogaritma-nya.
Tidak seperti Google yang menggunakan page rank, Teoma menggunakan teknologi berdasarkan popularitas sebuah halaman web. Teomamenganalisa link pada sebuah konteks untuk untuk mendata peringkat halaman web pada sebuah subyek yang spesifik. Peringkat pertama padahasil perncarian adalah halaman web dengan link terbanyak dari halaman web lain.Pesaing lainnya adalah Snap, yang mengaku tidak menggunakan sistem alogaritma komputer untuk memperoleh hasil pencarian. Snap merekam dan memperoses waktu yang dihabiskan oleh para pencari situs.
Tak hanya itu, Snap yang didirikan oleh perusahaan bernama Idealab ini bertujuan untuk membuat para pencari menghemat waktunya. Pendiri Idealab adalah Bill Gross yang kemudian mendirikan Snap pada tahun 2004.“Tak hanya itu, kami juga menawarkan online shopping,” ujar Gross ketika itu.
Semua pesaing ini tetap kalah oleh pesona Google yang telah mendunia. Namun kini Google juga masih harus berhati-hati. Pasalnya, pesaing baru kembali muncul. Beberapa mantan karyawannya baru saja meluncurkan sebuah search engine bernama Cuil yang siap bersaing.Menurut pendirinya, Cuil akan lebih baik dan komprehensif dalam mencari informasi secara online. Tujuan utama mereka, mengalahkan Google sebagai situs pencari utama. Tentu saja ini bukanlah tugas yang mudah.
Cuil yang dibaca seperti kata bahasa Inggris ‘cool’ ini menggunakan teknologi indeks yang mampu mengerti konteks di sekitar halaman web, sesuai kebutuhan pengguna. Situs ini menggunakan lebih dari 120 miliar halaman web untuk membangun indeks informasi yang dicari.Pendirinya pun berani mengklaim jumlah ini lebih banyak dibandingkan milik Google. Kendati demikian, tanpa menyebutkan angka pastinya, Google berani berkata milik mereka masih lebih besar.
Para pendirinya, Anna Patterson, Russell Power, dan Louis Monier adalah mantan staf Google. Pendiri lainnya, Tom Patterson bekerja untuk IBM serta beberapa teknologi pencarian dan penyimpanan.Tak seperti Google yang melihat angka dan kualitas link dari dan ke halaman web mereka, Cuil mencoba mengerti semua informasi dan istilah yang digunakan sebagai kata kunci ketika pengguna melakukan pencarian. Hasilnya, akan muncul dalam format seperti majalah.
“Mungkin ini saat yang tepat untuk para penantang,” ujar Danny Sullivan, pimpinan redaksi Search Engine Land. Berkompetisi melawan Google akan masih menjadi tugas yang membutuhkan keteguhan hati.Popularitas Google membuat para penggunanya tak mau berpaling ke
situs pencari yang lain. Prestasi pun terukir dengan masuknya kata
‘Google’ ke dalam English Oxford Dictionary. [I4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar