Mukena 'Ajaib' Takkan Dijual Keluarga Mbah Ponimin

Merapi in 1930Image via Wikipedia detikNews
Yogyakarta - Keajaiban adalah kisah yang selalu menarik atensi publik. Tak ayal, mukena ajaib yang melindungi Mbah Ponimin dari amukan wedhus gembel Merapi menjadi terkenal hingga ditawar 'kolektor' mulai harga Rp 40 juta hingga Rp 100 juta. Namun keluarga Mbah Ponimin tidak akan menjual mukena tersebut.

"Mboten kulo jual berapa pun ditawar (Tidak saya jual berapa pun ditawarnya)," ujar Yati, istri Mbah Ponimin, saat berbincang dengan detikcom di kediaman dr Anna Rateh Wardani, di Dusun Ngentak, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Selasa (2/11/2010).

Yati mengatakan, dirinya malah akan memberikan mukena ini secara gratis kepada saudara seiman. "Tidak akan dijual karena harus dijaga," katanya.

Pantauan detikcom, mukena tersebut berwarna putih agak kusam, dihiasi renda berwarna pink. Mukena itu biasa disimpan di sebuah tas kecil khusus mukena berwarna putih.

Ukuran mukena ini sama seperti ukuran mukena dewasa lainnya yang sering dipakai untuk salat. Berdasarkan cerita Bu Yati, mukena ini bisa menutupi dan menyelamatkan 7 orang dari semburan awan panas Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010.

7 Orang yang ditutupi mukena tersebut yakni Mbah Ponimin, istrinya, anak kandungnya, anak angkatnya, suami anak angkatnya, dan dua orang cucu Ponimin. Mereka menyelamatkan diri dari wedhus gembel dengan berlindung di mukena itu sembari berjalan dengan alas kain dan bantal secara bergantian.

Selain memiliki mukena "ajaib", keluarga Mbah Ponimin juga menyimpan 7 keris. 2 Di antara keris itu diberi nama Singkir Banyu dan Singkir Geni. Keris itu dipercaya bisa menolak bala dari air dan api.

"Tapi ingkang nyelamatin kulo bukan keris tapi pertolongan Allah. Kalau toh keris itu hanya sebagai perantaraan mawon (Tapi yang menyelamatkan saya bukan keris, melainkan pertolongan Allah. Keris hanya perantaraan saja)," jelas Yati.

--

(Dikirim lewat cahPamulang@gmail.com, call at YM/Gtalk: cahPamulang)


Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya