Tulisan ini lanjutan dari posting pertama
- "Makelar Politik" di Pilkada Tangsel (Antara Mitos dan Prasangka) http://www.facebook.com/note.php?note_id=463571312342 ,
yang judulnya kelak bisa disesuaikan bila tulisan ini sudah dianggap cukup.
Saya tulis ulang poin terakhir dari posting sebelumnya,
7. Tapi rupanya bang Arsid yang awalnya dianggap tidak dianggap, begitu dipasangkan dengan Andre OVJ, dulangan suaranya diluar dugaan. Memporak-porandakan semua kalkulasi politik yang sudah dibangun dan kini malah menuai masalah baru.
Masalah baru tersebut adalah duet bang Arsid dan Om Andre ternyata mampu mengalahkan suara sang Primadona! Semua orang kalang kabut, sumpah serapah bertaburan, keringat dingin berceceran bukan bercucuran lagi, bahkan bang Arsid pun bisa jadi klenger melihat posisi perolehan suaranya, walau baru melalui melalui Quick Count. Mulailah para Tim dan Partai pengusung bekerja keras sekerasnya mulai hari itu, jelang malam sebelum hasil dari TPS masuk ke PPK.
Berbekal system yang sudah solid dan mengakar rumput, maka mereka mampu bergerak cepat berpedoman dari hasil Quick Count bahwa suara Arsid harus digembos, setidaknya melewati batas ambang margin error 1% dari hasil survey yang didapat, atau setidaknya harus ada pengurangan 3,000 sd 5,000 suara.
Hitungan mudahnya adalah dari 7 Kecamatan diambil minimal 500 TPS yang saksinya pada bolot dan bolong, dengan target koreksi per TPS adalah 10 suara Arsid harus dirusak. Soal cara diserahkan kepada operator lapangan untuk improvisasi toh mereka sudah mendapatkan kucuran dana dan punya cukup pengalaman untuk itu. Dan mereka pun makin berceceran keringat mendapat tugas itu. Komandannya bisa jadi ex calon pertama yang pernah akan disandingkan dengan sang Primadona.
Namun rupanya begitu sulit mendongkrak suara Airin dalam kondisi suara yang bisa jadi memang terpuruk habis berdasar hasil Quick Count mereka. Sehingga yang didapat hanyalah selisih 1000 an sekian suara yang kalau dikumpulkan adalah setara dengan 500 KK dengan 2 hak pilih atau setara dengan 3 - 4 RT atau setara dengan 1 RW belaka. Dengan mengabaikan perolehan 2 kandidat independen yang ada serta angka golput maka posisi AA dan AB hakekatnya adalah sama-sama kuat.
Sang Gubernur dan Sang Bupati kliyengan mendapati kenyataan ini, karena bang Arsid yang sedianya ditampilkan menjadi pemotong kehadiran pasangan Ahmad - Marisa, kini berubah menjadi Primadona, dielu-elukan pendukungnya, diherankan kemenanganya dan seterusnya. Arsid sekarang sudah menjadi milik publik tak pelak permainan harus dilanjutkan, sekaligus untuk membuktikan kepada khalayak bahwa apa yang selama ini dihembuskan bahwa pasangan Airin suka bermain uang adalah tidak benar di Pilkada Tangsel, terbukti dengan hasil yang berimbang seperti sekarang.
Bila dalam permainan catur bijinya bergerak karena digerakkan, maka dala percaturan Pilkada ini, bijinya sudah tidak bisa digerakan mutlak oleh para Pemainnya, biji catur tersebut kini bergerak dikendalikan dari luar.
Ya, bang Arsid yang tenar kini langkahnya harus mengikuti pola yang terbentuk dilingkungan pendukungnya, suatu pilihan yang sulit antara taat dengan system yang dari awal mengusungnya atau menyempal dan bergabung dengan para pendukungnya.
Bila seorang abang Arsid adalah Putra Daerah dan Petarung Sejati, dan benar-benar ingin menjadi Putra Daerah yang tertoreh Emas namanya dalam sejarah Pilkada, segeralah bergerak, beri semangat Pendukungnya, jangan anda tidak hadiri momen-momen penting paska Pilkada, jangan biarkan pendukung anda bergerak tanpa ada Panglima didepannya.
Ingat bang suara anda hanya selisih 1 RW belaka! Bukan 1 Kelurahan, apalagi 1 Kecamatan.
Terlepas bagaimana cara anda terbang ke atas, tunjukkan kepiawaian anda dalam meyikapi percaturan politik ini, karena salah satu ujian dari kemampuan anda adalah keberanian anda untuk bermanuver, memanfaatkan gelombang yang ada, tak perlu takut dan ragu rakyat akan mencintai dan menjaga anda.
:)
... Berlanjut ditulisan tentang bang Arsid paska Pilkada
(http://www.facebook.com/note.php?note_id=463981467342%EF%BB%BF)
Dan kalau ada yang bertanya Makelar Poltiknya mana? Kan sudah ada tersurat dan tersirat didalam kedua tulisan tersebut.
Pamulang, jelang siang
(makin gila dan ngaco dan pingin segera berhenti )
30 Nov 2010
FB-cahPamulang : Makelar Politik" di Pilkada Tangsel (bag. 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar