Arsid - Andre Pilkada Ini Bukan Opera Sesaat

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010


Seperti pernah saya tulis di FB Notes sebelumnya bahwa pasangan No.4 : Airin - Benyamin yang akan menjadi Pemenang Pilkada Tangsel (walau ternyata perolehan suaranya begitu buruk tidak sebanding dengan power yang gencar digerakkan), maka kini saya mencoba menulis tentang pasangan No.3 Arsid - Andre.

Mungkin Pasangan Arsid -Andre tidak akan pernah mengira bahwa posisinya dapat sedemikian berimbang dengan Pasangan 4 dan tidak akan pernah mengira pula bahwa konsolidasi internnya mampu mematahkan kemungkinan Mayoritas suara yang bakal didulang Pasangan No.4.

Ada beberapa 3 (tiga hal penting yang membuat kemungkinan itu terjadi :

  1. Arsid sebagai Birokrat dan Putra Daerah tentu memiliki Potensi yang cukup untuk mendulang suara
  2. Andre sebagai Selebritis yang selalu tapil di Opera Van Java pastilah juga memiliki fans yang akan memilihnya
  3. Masyarakat Pemilih tidak menginginkan adanya Dinasti Banten di Tangerang Selatan

Perpaduan duet ini menjadi daya tarik masyarakat untuk menggelontorkan suaranya saat Pilkada kemarin, satu sama lain saling mendukung, tidak bisa hanya satu orang saja yang mengklaim dirinya yang paling banyak kontribusi suaranya.

"Kemenangan" ini tentunya sangat membanggakan mereka dan para pendukungnya, namun mereka juga harus menyadari bahwa sesuai Peraturan KPU no.73 Th 2009, bila perolehan suara masing-masing lebih dari 30%, maka berapapun selisih suara yang ada maka yang bersuara terbanyak adalah yang akan dinobatkan menjadi Pemenang.

Dan semestinya pula pada saat LSI atau Lembaga Survey lain sudah mengumumkan perkiraan siapa yang bakal menjadi Pemenang, pasangan AA harus secepat kilat melakukan konsolidasi intern untuk menjawab kemungkinan terburuk yaitu kekalahan mereka. Tidak perlu memperdebatkan hasil lembaga survey manapun, karena mereka juga sudah profesional, justru manfaatkan data yang ada untuk meng-evaluasi seluruh kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

Lalu dengan mendulang suara yang nyaris berimbang dengan pasangan no.4, dengan selisih perolehan suara 1,115 (ada yg menyebutkan 1,015), langkah apa yang akan mereka lakukan? Tentu saya tidak bisa meramalkan hal itu, hanya saja saya mencoba untuk mebuat beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan atau terjadi, yaitu :

  1. Menikmati hasil "kemenangan" ini dan menerima apa adanya yang penting mereka sudah membuktikan suaranya cukup oke di Pilkada Tangsel.
  2. Langsung lemas lunglai karena 17 Nov 2010 KPU sudah menetapkan No.4 menjadi Pemenang Pilkada Tangsel, walau sambil menolak hasilnya.
  3. Konsolidasi dan melakukan evaluasi untuk bergerak menindak lanjuti penolakan hasil Pleno KPU

Itu kira-kira kemungkinan yang saya lihat dan saya tidak akan mempertajam tulisan ini untuk point 1 dan 2 karena itu adalah hal terburuk yang mereka lakukan bila itu terjadi.

Point ke 3 adalah poin yang menarik utnuk disimak, dipantengin dan ditunggu-tunggu masyarakat pendukungnya.

Saya mencoba memposisikan diri sebagai bagian dari Silent Majority dari masyarakat pendukung AA yang mencoba memberikan beberapa pandangan sehubungan dengan tindak lanjut Pleno KPU hari ini 17 Nov 2010.

  1. Selisih suara yang hanya seribu sekian itu ekivalen dengan 3 s/d 4 TPS atau setara dengan 2 (dua) RW, jadi dapat dibayangkan selish ini demikian tipis (banget)
  2. Dari selisih yang demikian tipis, bila didapat dari Pilkada yang bersih dari intrik dan manipulasi tentu harus diterima dengan legawa, namun bila ternyata selisih itu karena adanya ketidak beresan system apakah akan dibiarkan?
  3. Isu money politik, serangan fajar, black campaign itu akan selalu ada dalam percaturan politik manapun dan terjadi pada kandidat manapun. Gerakan-gerakan non struktural tersebut rawan penyusupan oleh para agen ganda, karena bisa saja cara itu dipakai untuk menambah bukti akan adanya kecurangan dari lawan politik, apalagi yang bermodal besar, apalah artinya menyebar rupiah, demi lipatan rupiah kelak.
  4. Mengusung isu poin 3 sama saja dengan membunuh waktu untuk konsolidasi, membuat geram dan memecah konsentrasi, lupakan menanggapi isu tersebut, namun bukan berarti isu tersebut tidak didata.
  5. Isu terpenting yang seharusnya diangkat dan diperkuat datanya adalah kecurangan systemik dan struktural yang melibatkan instansi pemerintah dan lembaga terkait Pilkada Tangsel. Dengan adanya bukti kuat dan valid, Pleno KPU 17 Nov 2010 akan gugur ditingkat gugatan hukum.
  6. Jangan pernah hanya melihat lawan dari satu penjuru, carut marut akrobat politik negeri ini sudah bak budaya, kecurangan systemik yang menggurita yang melibatkan banyak pihak adalah senjata ampuh untuk menghabisi lawan.
  7. Dan yang tak kalah penting adalah jangan pernah bertarget Penghitungan Ulang, ini usulan dan target terbodoh, karena hasilnya tidak akan berbeda jauh. Dan anda tetap saja akan jadi pecundang.

Itulah selintas apa yang bisa saya tuliskan buat pasangan Arsid - Andre.

  • Jangan sia-siakan Amanah Pemilih
  • Jangan merasa sudah cukup berjuang
  • Jangan jadikan rakyat pemilih Anda kecewa karena waktu yang terbuang

Akhir kata saya hanya ingin berkata :

Bang Arsid ini bukan Rutinitas Birokrasi,

Bung Andre Ini Bukan Pertujukan Tonil

Ini adalah Torehan Sejarah Pilkada,

Yang akan tercatat hingga kelak


Pamulang, jelang malam

17 Nov 2010

(salah kata, salah tulis akan diedit kemudian, termasuk perbaikan isinya)

No. 3
Kalau Menang Tangsel Geger

KPUD Tangsel, Gelar Pleno Pilkada Tangsel di Wisma Syahida Inn UIN.
17 Nov 2010

KPUD Tangsel, Perwakilan Kandidat 3 Orasi Menolak hasil Pilkada. 17 Nov 2010

FB-cahPamulang : Arsid - Andre Pilkada Ini Bukan Opera Sesaat

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya