Sejarah Baru Basket Indonesia

Merinding dan Menangis di Pesta Pembukaan DBL Arena Surabaya



SURABAYA - Banyak penonton mengaku merinding, ada juga yang
mengaku menangis haru saat menyaksikan pesta pembukaan DetEksi
Basketball League (DBL) Arena di Surabaya kemarin. Hampir 5.500
penonton datang, bergantian mengisi tribun gedung basket megah di Jalan
A. Yani tersebut.

Pembukaan kemarin ditandai dengan tiga pertandingan SMA Honda DBL 2008, liga basket pelajar terbesar di Indonesia. Meski tribun baru dibuka pukul 14.00 WIB, banyak penonton menunggu di depan DBL Arena sejak sekitar pukul 09.00.

Pelajar, orang tua, dan anak-anak mulai diizinkan masuk atrium sekitar pukul 10.00. Setelah membeli tanda masuk dan mendapat sertifikat sebagai penonton hari pembukaan, mereka menikmati atrium gedung basket yang luasnya lebih dari 2.000 meter persegi tersebut.

Ada yang duduk-duduk, makan dan minum di food court, ada yang bermain-main di lapangan basket mini yang disediakan panitia dan Honda sebagai partner utama. Ada juga yang menikmati suasana sambil belanja merchandise di DBL Store atau foto-foto dengan berbagai "replika" ukuran Danny Granger, bintang NBA dari tim Indiana Pacers yang akan datang ke DBL Arena pada Agustus mendatang.

Begitu naik ke lantai pertandingan, mereka pun disuguhi tiga pertandingan bersejarah. Tim putra SMA Petra 5 Surabaya tampil perdana, menghadapi SMA Santa Maria Surabaya. Disusul tim putri SMA Ciputra Surabaya versus SMA YPPI 1 Surabaya, ditutup dengan duel SMAN 2 Surabaya melawan SMAN 9 Surabaya.

Pada setiap pertandingan, panitia dari DetEksi Jawa Pos, dibantu Lasika Production, menyuguhkan permainan api, LED screen, dan lampu-lampu spektakuler, yang belum pernah ditampilkan pada even basket mana pun di Indonesia.

Yang paling dahsyat saat menjelang laga terakhir. Seluruh lampu gedung dimatikan. Pemain CLS Knights Surabaya, Freddy, mencuri bola dari tangan si Det, maskot DetEksi Jawa Pos, lalu mencoba melakukan slam dunk dan bergelayut di ring. Saat dia nge-dunk itu, kembang api menyembur dari kedua sisi backboard dan beberapa sudut tribun.

Pertunjukan singkat itu membuat penonton terkesima. "Keren sekali. Saya tadi bener-bener merinding. Musiknya oke sekali," kata Sri Wahyuning, 29, yang kemarin datang untuk refreshing bersama sang suami, Dwi Sunaryo, 35.

Sri Wahyuning bahkan mengaku sempat menangis haru ketika para starter SMAN 9 dipanggil satu per satu ke lapangan, sementara wajah dan nama mereka ditampilkan di dua layar lebar LED di atas tribun. "Anak-anak (yang tampil) di bawah itu sudah kuat ya mentalnya. Diperlakukan seperti ini masih bisa bertanding," tambahnya.

Acungan jempol diberikan oleh Noviantika Nasution, ketua umum PB Perbasi. "DBL adalah sejarah baru basket di Indonesia. Even basket pelajar terbesar dengan fasilitas berstandar internasional," ujarnya.

"Semuanya sangat profesional. Dengan fasilitas seperti ini, saya harap para atlet sangat terpacu untuk meraih prestasi lebih baik. Mudah-mudahan DBL dapat menularkan semangat ke kota lain. Tak hanya di 11 kota, tapi di seluruh Indonesia," lanjut Noviantika.

Tidak ketinggalan komentar membanggakan dari perwakilan liga basket terbesar di dunia, National Basketball Association (NBA). Dua hari terakhir, NBA memang mengirim dua wakilnya dari NBA Asia, untuk melihat DBL Arena. Sebab, venue ini akan digunakan untuk even resmi pertama NBA di Indonesia, Agustus nanti (Danny Granger tampil di final Honda DBL 2008 dan NBA Basketball Clinic).

"Very impressive! Saya pikir, DBL Arena inilah yang terbaik di Indonesia. Dalam hal desain, keseluruhan sangat first class. Saya memang belum banyak melihat pertandingan basket pelajar di Asia, saya lebih sering lihat yang profesional. Tapi, inilah yang paling mengagumkan dan terbaik yang pernah saya lihat," kata Victor Chu, director of business development and marketing partnership NBA Asia. "Untuk inilah kami menggandeng DBL. Mereka adalah long term and great partner," tegasnya.

Azrul Ananda, commissioner DBL, mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan pujian tersebut. Khususnya kepada para penonton, penggemar liga basket pelajar ini.

"Dulu, ketika mengawali DBL pada 2004, kami belum punya apa-apa, dan dukungan sponsor juga sangat minim. Tapi, kami bisa menjadi kuat seperti ini karena dorongan energi dari para fans. Tanpa mereka, kami bukan apa-apa," kata Azrul. "Sekarang kami punya rumah sendiri, DBL Arena. Dan ini kami persembahkan untuk semua pendukung DBL," lanjutnya.

Sebagai apresiasi, seluruh penonton mendapat sertifikat penonton hari pertama. Tim-tim yang bertanding juga mendapat sertifikat penghargaan khusus dari DBL.

Kemarin tim putra SMA Santa Maria menjadi tim pertama yang meraih kemenangan di DBL Arena. Mereka mengalahkan SMA Petra 5, 46-29. Laga kedua berlangsung lebih seru. Tim putri SMA Ciputra sempat tertinggal 2-12 pada kuarter pertama. Tapi, Stephanie Halim dkk tidak
patah arang, membalik situasi pada kuarter ketiga. Setelah salip-menyalip, mereka pun mengalahkan SMA YPPI 1 Surabaya, 35-29.

Pada laga penutup, SMAN 9 -yang didukung suporter superatraktif berjuluk Songo Mania- menundukkan SMAN 2 (tetangga sendiri) 34-24.

Usai pembukaan kemarin, DBL Arena tidak istirahat. Mulai hari ini hingga 24 Agustus mendatang, gedung itu menjadi venue utama Honda DBL 2008.

"Sambil jalan, kami pelan-pelan meningkatkan fasilitas gedung. Setelah NBA Basketball Clinic nanti, kami melanjutkan proses pembangunan yang memang belum 100 persen selesai. Khususnya penyempurnaan lapangan, penambahan tribun, dan pengembangan fasilitas di sekitar gedung," ungkap Azrul Ananda. (rum/hil/dat)
.

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya