VIVAnews - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengungkap data mengkhawatirkan. Belanja akses situs porno dari Indonesia ternyata mencapai US$3.673 per detik atau setara dengan Rp33 juta lebih setiap detiknya.
"Ini sangat mengkhawatirkan," katanya, saat menghadiri Hari Koperasi Nasional di Surabaya, Kamis, 15 Juli 2010. Menurutnya, untuk kategori pengakses situs porno, Indonesia termasuk yang terbesar di dunia.
Mengacu pada data Kementerian Kominfo, pengakses situs-situs porno itu bervariasi, termasuk kalangan siswa. Pengakses dari kalangan siswa SMP mencapai 4.500 pengakses, sedangkan 97,2 persen siswa SMU diperkirakan pernah mengakses situs esek-esek ini.
Akibatnya kepada perilaku seks bebas di kalangan siswa, kata Tifatul, pun serius. Sekitar 62,1 persen siswa mengaku pernah melakukan hubungan seks dan 21,2 persen pernah melakukan aborsi. "Saat ditanya, mereka mengaku terbiasa mengakses situs porno di Internet," kata Tifatul.
Untuk itu, dalam waktu dekat Kementerian Komunikasi dan Informatika akan segera memblokir berbagai situs porno.
Masalahnya, masih kata Menteri Tifatul, memblokir situs porno lokal sangatlah mudah, bisa langsung ditutup dengan mengacu pada UU Anti Pornografi. Untuk situs dari luar negeri perlu upaya khusus. Yang ini akan diblokir antara lain melalui 300 Internet Service Provider (ISP) yang terdaftar di Kementerian Kominfo.
Untuk ini, Kementerian Kominfo telah membahasnya dengan pengelola ISP dan Asosiasi Pengusaha Warnet Indonesia. Diharapkan, satu bulan ke depan langkah ini sudah bisa efektif menekan peredaran materi porno di Internet.
Yang jadi target Tifatul bukan hanya situs porno, tapi juga termasuk "situs bermuatan SARA dan konten negatif lainnya." Termasuk berbagai laman yang berisi materi-materi penuh tindak kekerasan, perjudian dan penipuan. (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya | kd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar