Berbuka dengan yang manis menjadi anjuran selama menjalankan puasa Ramadan. Di Suriah, Ramadan berarti membanjirnya aneka manisan tradisional untuk berbuka puasa. Puluhan jenis manisan dan permen di rak-rak toko dan festival makanan menjadi incaran warga muslim.
Warga muslim Suriah akrab dengan berbagai manisan tradisional sebagai santapan pembuka setelah bedug magrib. Adalah nahsh, manisan yang terbuat dari adonan susu, dan ghee gula yang dibalut krim serta sirup salah satu yang paling dicari selama Ramadan. Ada pula qatayef yang berbentuk lingkaran dari adonan manis kenari dan krim yang dipanggang sebelum dicampur dengan sirup.
Manisan dan permen terkenal dari Damaskus lainnya yang banyak digemari termasuk nammoura, pasta almond, ghraybah, Raha, kellaj, wardat, osmanliyah dan maghshusheh.
Selain menampilkan berbagai penanganan manis, pasar-pasar Damaskus bersolek menyambut pembeli, terutama di kawasan pasar manisan Midan. Kawasan yang penuh dengan toko permen tersohor ke penjuru negeri. Setiap toko berusaha menampilkan fitur unik dan indah yang membangkitkan selera dan menarik para pembeli.
Abu Arab Haidar, salah satu pemilik toko manisan paling laris di Midan, menyatakan penjualan manisan dan permen selama Ramadan naik empat hingga lima kali lipat. Jenis manisan terfavorit di antara lain nahsh, nammoura dan osmanliyah.
Selain membeli manisan jadi, sebagian warga muslim membeli berbagai bahan pembuat manisan dan mengisinya dengan berbagai jenis buah dan kacang-kacangan seperti kurma, kenari, pistacio dan buah-buahan kering lainnya.
Seperti dikutip dari kantor berita SANA, selama Ramadan, penjualan permen melambung tinggi dan bertahap akan menurun saat Idul Fitri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar