Having built one of the largest cloud content management solutions, we're passing the benefits on to you. We're increasing storage across all Box plans, so you can focus on your content and what you do best. And never worry about storage again. | ||||||||
|
--
Having built one of the largest cloud content management solutions, we're passing the benefits on to you. We're increasing storage across all Box plans, so you can focus on your content and what you do best. And never worry about storage again. | ||||||||
|
VIVAnews -- Gunung Merapi akhirnya meletus Selasa 26 Oktober 2010 pukul 17.02 Waktu Indonesia Barat.
Belasan orang menjadi korban, termasuk rekan kami, redaktur VIVAnews, Yuniawan Nugroho yang kembali naik ke atas gunung demi membujuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan turun. Editor senior ini memang sudah lama mengenal Mbah Maridjan. Jelang letusan Merapi tahun 2006, Wawan juga bersama Mbah Maridjan di rumahnya.
Seperti diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Merapi memasuki fase erupsi sejak Selasa sore.
Berikut kronologis letusan Gunung Merapi yang terjadi Selasa sore hingga menjelang malam.
Seorang rekannya di Yogyakarta, Kinaransih, menceritakan saat-saat terakhir pertemuannya dengan Wawan.
Ketika baru mendarat di Yogyakarta, Selasa sore, Wawan langsung ke Apotek Kentungan, perempatan Ring Road, Jalan Kali Urang -- menuju lereng merapi.
"Saat itu pukul 17.00 WIB, kondisi hujan deras," kata Kinaransih kepada VIVAnews, Rabu 27 Oktober 2010.
Wawan lalu pergi ke lereng Merapi bersama kerabat Mbah Maridjan, Agus Wiyarto dan dokter PMI, Tutur Priyono.
Kontak terakhir Kinaransih dengan Wawan dilakukan melalui pesan pendek pada pukul 18.08.
Isinya: iyo iki, wis podo ngungsi. Mbah Maridjan isih solat ndek mau wis tak temoni. (Iya, warga sudah pada mengungsi. Mbah Maridjan masih solat, tadi sudah saya temui).
"Setelah itu saya kehilangan kontak dengan Mas Wawan," kata Kinaransih.
Saat Merapi meletus dan mengeluarkan api, Kinaransih yang cemas dengan kondisi Wawan lalu menghubungi Agus Wiyarto. Berita di ujung telepon, membuat kedua lututnya lemas.
"Inalillahi ... sudah takdirnya. Garise gusti [garis illahi]. Saya sudah mengingatkan jangan naik, bahaya," kata Kinaransih, menirukan ucapan Agus.
Dari Agus diketahui, Wawan sempat dievakuasi ke barak pengungsian. Ia satu mobil bersama dokter Tutur -- yang ditemukan tewas di dekat Wawan.
Sementara keluarga Mbah Maridjan dan Agus menaiki mobil lain.
"Pak Agus mengaku bingung, dokter Tutur, orang PMI, dan Mas Wawan mau naik lagi mau membujuk Mbah Maridjan," kata Kinaransih.
Editor senior itu memang mengenal dekat Mbah Maridjan. Jelang letusan Merapi tahun 2006, Wawan juga berada di rumah Mbah Maridjan. Ia mungkin merasa kedekatannya itu bisa meluluhkan hati Mbah Maridjan.
Agus mengaku sempat berbincang dengan Wawan menjelang saat-saat terakhirnya. Saat itu, Agus bertanya, kapan Wawan akan kembali ke Jakarta.
Jawabnya: "Saya pulangnya Rabu sore, mau nemui anak istri di Ambarawa."
Laporan Kontributor Tribunnews.com, Bramasto Adhy
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sang juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan dipastikan selamat dari semburan awan panas atau wedhus gembel. Tim evakuasi berhasil menemui Mbah Maridjan dan keluarga saat sedang shalat di masjid yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.
Kunto, salah satu anggota tim evakuasi, kepada Tribunnews.com, mengatakan, kondisi Mbah Maridjan dan keluarga terlihat lemas.
"Mbah Maridjan selamat. Dia sedang shalat di masjid saat ditemukan," kata Kunto, Selasa (26/10/2010) malam.
Saat ditemukan, tim evakuasi yang berjumlah 60 personel, terdiri dari unsur TNI, Polri, warga, berusaha membawa Mbah Maridjan dan keluarganya turun ke lokasi yang aman. Namun, Mbah Maridjan dan keluarganya menolak turun dan memilih untuk tetap tinggal di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, yang hanya berjarak dua kilometer dari puncak Merapi.
"Mereka (Mbah Maridjan) ngotot tinggal di masjid dekat rumahnya," kata Kunto.
Hingga berita ini diturunkan, sejumlah personel tim evakuasi masih mendampingi Mbah Maridjan dan keluarganya di masjid dekat rumah Mbah Maridjan yang sudah habis terbakar awan panas. Masjid yang dibangun oleh Mbah Maridjan itu berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya.(*)
Tribun Kaltim: Marisol, Perempuan Kepala Polisi di Kota Paling Sadis
Marisol Valles Garcia nama kepala polisi itu menyatakan akan berusaha sekuat tenaga agar setiap orang takut kepadanya. Dia menjadi perempuan pertama sebagai kepala kepolisian di wilayah itu, dan menjadikan satu-satu orang yang berani menerima jabatan tersebut meski mendapat ancaman pembunuhan.
"Ya, sungguh mengerikan!," kata Valles Garcia, Rabu, ketika diwawancara CNN. "Jelas ini manusiawi. Pastilah ada rasa takut itu, akan tetapi kami ingin agar bisa menjamin keamanan dan kenyamanan kota ini."
Layaklah muncul ketakutan itu. Sepekan silam, Walikota Rito Grado Serrero, 59, dan putranya Rogoberto Grado Villa, 37, dibunuh dalam rumahnya ketika mereka sedang bersembunyi di Ciudad Juarez. Seorang walikota lainnya juga dibunuh, Juni lalu.
Juarez is merupakan kota paling berdarah di Mexico, dilaporkan sekitar 2,500 orang tewas dibunuh dalam bentrok antargang obat bius. Praxedis G. Guerrero berlokasi sekitar 50 km tenggara Ciudad Juarez. Kedua berada di wilayah Negara Chihuahua, berbatasan dengan Texas.
Secara nasional, pemerintah ferderal menyatakan bahwa lebih dari 28,000 orang tewas sejak Presiden Meksiko Felipe Calderon mengumumkan perang melawan karetl obat bius sejak dia menjabat sebagai presiden Desember 2006.
Valles Garcia megepalai 13 pasukan 'tanpa kekerasan' yang kebanyakan wanita dan tanpa senjata. "Penggunaan senjata bagi kami sangat prinsip dan bernilai, akan tetapi senjata paling ampuh adalah melakukan pencegahan," katanya kepada CNN. "Kerja kami murni mencegah. Kami tidak melakukan pekerja lain selain mencegah," tuturnya.
Valles Garcia mengatakan bahwa dia mewujudkan program keamanan ini melibatkan masyarakat dan sekolah, mengajak semua pihak untuk bersam-sama menjaga keamanan dan lingkungan dengan cara kerja sama antara masyarakat dan aparat keamanan.
Dia merekrut tiga perempuan lainnya untuk bergabung bersamanya menjaga keamanan kota berpenduduk 8,500 jiwa itu, demikian kata kantor berita resmi pemerintah Notimex pekan ini.
Valles Garcia mengaku bangga menerima tugas ini ketika Walikota Jose Luis Guerrero menawarkan pekerjannya ini kepadanya. "Sejujurnya, kami merasa tenang. Masyarakat bisa menerima kami secara baik. Mereka membantu kami. Masyarakat menyatakan ini pekerjaan luar biasa, dan mereka akan menyokong 100 persen," tegasnya. (ps/cnn)
TEMPO Interaktif, Praxedis G Guerrero -Ini bukan kisah film-film detektif. Meskipun wanita muda ini fotogenik dengan riasan tipis natural, sorot mata tegas cukup menunjang di jabatan barunya. Julukannya tak tanggung-tanggung, perempuan pemberani di Meksiko.
Dia adalah mahasiswa berusia 20 tahun yang mengecat kuku mungilnya dengan warna pink, memiliki anak bayi dan percaya pada non-kekerasan. Perkenalkan Marisol Valles, kepala polisi baru di kawasan perang narkoba Meksiko.
Kota Praxedis G Guerrero di perbatasan Texas dengan Meksiko terkejut atas penunjukan Valles menjadi kepala polisi di jantung dari rute tradisional pedagang obat-obatan terlarang.
Mahasiswa kriminologi itu belum melakukan penangkapan tetapi telah dipuji sebagai wanita Meksiko pemberani untuk mengambil jabatan tersebut di lembah Juarez, sebuah jajaran dari sekitar selusin kota dan desa-desa di mana bayangan grup-grup pembantai dan penyerang polisi dan warga sipil dengan kekebalan hukum.
"Situasi dapat membaik jika kita percaya pada diri kita sendiri dan percaya ada harapan," kata Valles kepada Reuters, Rabu (20/10) waktu setempat atau dinihari tadi WIB. "Saya ingin membawa ini berjalan dan menunjukkan bahwa kita dapat melakukan kerja (pengamanan) ini.”
Walikota Praxedis, Jose Luis Guerrero, mengatakan Valles adalah yang paling berkualitas dari beberapa pelamar pekerjaan di banyak bagian Meksiko yang dianggap sama saja dengan menuju hukuman mati.
Kepala polisi yang baru ini cuma memiliki kekuatan dengan 13 orang detektif, sembilan diantaranya perempuan, dengan satu mobil patroli, tiga senapan otomatis dan sebuah pistol. Seorang pria bersenjata membunuh seorang pejabat lokal dan anaknya akhir pekan lalu adalah tugas pertama Valles saat ini.