Baju renang canggih dilarang

BBC Indonesia

Michael Phelps Baju Renang Canggih Pacu Prestasi Atlet


Kontroversi itu berakhir sudah. Mulai 1 Januari ini para perenang tidak diperbolehkan mengenakan baju renang canggih yang terbukti bisa membantu atlet mencatat prestasi fenomenal.
Baju renang super canggih ini telah membantu para perenang mencetak tak kurang dari 250 rekor dunia baru dalam beberapa tahun terakhir.
Memang baju ini meningkatkan daya ambang dan kecepatan. Mereka yang mengenakannya memiliki kelebihan dibandingkan atlet-atlet lain yang mengenakan baju tradisional.
Kondisi ini menciptakan kesenjangan dan tak mengherankan bila baju canggih ini tak ubahnya seperti doping berbentuk teknologi.
Setelah berunding selama berbulan-bulan, organisasi renang dunia (FINA) akhirnya memutuskan baju canggih ini tak boleh lagi dipakai mulai 1 Januari 2010.
FINA menetapkan kriteria yang ketat soal bahan, ketebalan, dan ukuran baju renang.
Bagi para atlet putra, baju yang dikenakan tidak boleh di atas pusar atau di bawah lutut.
Untuk para atlet perempuan, baju renang tidak boleh menutupi leher atau tangan. Kini semua pakaian renang harus mendapatkan izin resmi.

Sama untuk semua atlet

Salah satu perenang yang diuntungkan dengan baju super canggih adalah Michael Phelps. Baju ini membantu Phelps menyabet delapan medali emas di Olimpiade Beijing 2008.
Phelps mengaku tidak begitu kecewa dengan pelarangan pakaian renang super canggih ini.
"Sudah dua bulan ini saya berlomba dengan pakaian renang biasa. Ini membuat saya berlatih dan berlomba dengan lebih keras," kata Phelps.
Upaya melarang baju renang canggih tidak berhenti sampai di sini. Ada sejumlah pihak yang mendesak agar semua rekor dunia yang dibuat oleh para perenang yang mengenakan baju canggih ini tidak diakui.
Namun usul ini ditentang oleh Speedo, salah satu perusahaan yang membuat baju renang super canggih.
"Baju renang hanyalah satu salah satu faktor keberhasilan seorang atlet," kata Tom Waller kepala divisi penelitian Speedo.
Masih ada faktor-faktor lain yang menunjang keberhasilan atlet, seperti profesionalisme dan kerja keras. "Faktor-faktor itulah yang mendorong prestasi mereka," kata Waller.
FINA mengatakan mereka ingin semua perenang mengenakan baju renang yang sama. Posisi ini berseberangan dengan para produsen baju renang.
Namun perubahan peraturan ini diyakini tidak akan mencegah berbagai perusahaan mengeluarkan dana penelitian jutaan dollar untuk mengembangkan baju renang yang bisa memaksimalkan prestasi atlet.
Tentunya harus dengan catatan kesemuanya diraih dengan tetap menghormati peraturan yang ada.

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya