Polisi Salah Tangkap? Ada Tujuh Kejanggalan
Surabaya, Warta Kota
MAYAT Mr X yang ditemukan di belakang rumah orangtua Ryan mengarah pada Asrori alias Aldo. Pendapat polisi bahwa mayat itu kemungkinan adalah Affandi mengandung sejumlah kejanggalan.
Dugaan kuat bahwa mayat yang ditemukan di kebun tebu di Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, Jatim, September 2007, bukanlah Asrori. Namun, polisi menyatakan mayat tersebut adalah Asrori dan menangkap tiga pria yang dituduh sebagai pembunuhnya. Dua dari tiga pria tersebut telah dijatuhi hukuman di Pengadilan Negeri (PN) Jombang.
Para terpidana itu adalah Imam Hambali alias Kemat (26) yang divonis 17 tahun dan Devid Eko Priyanto (17) yang dihukum 12 tahun pada Mei 2008. Seorang lagi, Maman Sugianto alias Sugik, masih menjalani proses persidangan.
Seperti diberitakan, pada penggalian pekarangan rumah orangtua Ryan di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang, pada 21 Juli dan 28 Juli lalu ditemukan 10 mayat korban Ryan. Sebanyak sembilan mayat telah dikenali dan diserahkan kepada keluarganya.
Namun, hingga Jumat (22/8) masih ada satu mayat yang belum dikenali dan disebut Mr X.
Di awal pengakuannya kepada polisi, Ryan menyatakan lupa nama korban tersebut. Dia hanya memberi tahu bahwa korban itu dibunuhnya sekitar Desember 2006.
Namun, kepada seorang kerabat yang menjenguknya di ruang tahanan Polda Metro Jaya 17 Agustus lalu, Ryan memberi pengakuan terbaru. Dia mengatakan bahwa Mr X itu adalah Asrori yang ia bunuh sekitar Oktober 2007.
Untuk mengecek pengakuan Ryan tersebut, sejak 18 hingga 22 Agustus, Warta Kota dan Surya melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang terkait dengan Mr X dan Asrori. Hasil penelusuran itu mengarah pada dugaan bahwa Mr X itu adalah Asrori—sebagaimana pengakuan Ryan.
Kejanggalan
Setelah Warta Kota dan Surya melakukan penelusuran dan mewawancarai pihak-pihak terkait, ditemukan kejanggalan pada penegasan pihak kepolisian itu. Kejanggalan pertama, identifikasi bahwa mayat di kebun tebu adalah Asrori dilakukan lewat ciri-ciri fisik. Padahal, mayat tersebut sudah rusak sehingga tak mudah dikenali.
Kejanggalan kedua, ada keterangan bahwa baju yang menempel pada mayat di kebun tebu itu bukanlah baju Asrori. Ketiga, polisi berpegang bahwa mayat Mr X di rumah Ryan dibunuh pada Desember 2006—sesuai pengakuan awal Ryan. Padahal, pengakuan terbaru Ryan, mayat Mr X itu dibunuhnya sekitar Oktober 2007, setelah ramai-ramai berita tentang mayat Asrori di kebun tebu itu.
Kepada kerabatnya, Ryan mengatakan, ”Karena sudah diberitakan Asrori dibunuh di kebun tebu, ya sudah, kubunuh sekalian saja Asrori.” Saat itu, kata Ryan, dia memang jengkel kepada Asrori yang mengajaknya kencan. Di kalangan waria atau gay di Jombang, Asrori punya panggilan Aldo.
Kejanggalan keempat, dalam kuburan Mr X ditemukan banyak gelang karet serta kalung. Menurut polisi, seorang pemuda bernama M Affandi (asal Jombang) yang dilaporkan hilang oleh keluarganya, memiliki ciri-ciri mendekati Mr X, terutama dalam hal pemakaian karet gelang dan kalung. Namun, kepada Surya, keluarga Affandi mengatakan Affandi hanya memakai satu karet gelang dan tidak pernah memakai kalung.
Kelima, kalau polisi masih berpegang pada pengakuan awal Ryan bahwa Mr X dibunuh Desember 2006, dan Mr X itu mendekati ciri-ciri Affandi, maka pengakuan kakak Affandi meruntuhkannya. Sebab, pada Oktober 2007, Syaikhudin (34), kakak kandung Affandi, bertemu adiknya itu di Bali.
”Firasat saya, Mr X itu bukan Affandi,” kata Lukman Khakim (42), juga kakak kandung Affandi, Jumat (22/8). Lukman sudah dites DNA terkait Mr X.
Kejanggalan keenam, karena mayat di kebun tebu diyakini aparat penegak hukum sebagai Asrori, maka menjadi tanda tanya kenapa keluarga Asrori dipanggil ke Polda Jatim pada awal Agustus lalu. Agung (kakak Asrori) mengaku, dirinya ditanya tentang ciri-ciri Asrori. Jika identitas Asrori sudah dipastikan, kenapa ciri-ciri Asrori ditanyakan lagi kepada keluarganya?
Kejanggalan ketujuh, dari empat DNA pembanding yang diambil dari empat anggota keluarga yang melaporkan kemungkinan Mr X adalah saudara mereka, belum ada satu pun yang identik dengan Mr X setelah diteliti di Puslabfor Polri.
Tes DNA
Kadiv Humas Polri Irjen Abubakar Nataprawira berencana melakukan tes DNA terhadap orangtua Asrori alias Aldo. Tes ini akan dilakukan jika tes DNA yang dilakukan terhadap keluarga yang mengaku sebagai kerabat Mr X tidak menunjukkan kecocokan. ”Kalau memang tes DNA tidak cocok, berarti (Mr X) bukan keluarga mereka. Kalau begitu kita akan lanjutkan untuk mengetes DNA orang tua Aldo terhadap jenazah (Mr X) tersebut,” kata Abubakar.
Pernyataan untuk penyidikan ulang disampaikan Kasat Pidum Ditreskrim Polda Jatim, AKBP Susanto. ”Lebih baik kita menghukum seribu orang yang memang bersalah, daripada memenjarakan satu orang yang tidak bersalah. Bagi saya, tidak masalah kasus pembunuhan Asrori dibuka, untuk membuktikan apakah identitas Mr X korban Ryan itu adalah Asrori atau bukan,” ujar AKBP Susanto.
Menurut sumber di LP Jombang, Jumat (22/8) siang beberapa polisi dari Polda Jatim menemui Kemat dan Devid. Mereka mulai melakukan penyidikan ulang.
Sementara itu Rusdin Ismail pengacara Ryan (30) mengaku belum mendapat informasi soal pengakuan Ryan tentang Mr X yang diakui sebagai Asrori alias Aldo.
(Surya/wid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar