27/08/2008 12:22
"The Beatles Indonesia" Manggung di Liverpool
Liputan6, Jakarta: Jika
Liverpool merasa berbangga dengan The Beatles-nya, maka Jakarta boleh
juga berbangga dengan G-Pluck alias jiplakan The Beatles. Karena,
baru-baru ini mereka tampil di kandang The Beatles di Liverpool dan
mendulang sukses.
"Mimpi saja tidak pernah," kata Awan, pemain bas G-Pluck, mengomentari
penampilannya di club "Cavern Pub", Mathew Street, Liverpool. Tempat
itu merupakan debut manggung John Lennon, Paul McCartney, Ringo Starr,
dan George Harrison, hingga nama The Beatles mendunia dan melegenda.
Selain Awan Garnida, kelompok musik digawangi Wawan, Adnan Sigit, Beni
Pratama, Ramundo Gascaro, dan Tompak. Sejak awal pendiriannya, mereka
memang menjiplak habis tampilan John Lennon dan kawan-kawan, hingga
mereka mengaku sebagai The Beatles-nya Indonesia.
Kehadiran G-Pluck di ajang "Beatles Week Festival" pada 22-27 Agustus
itu, bukanlah hal mudah. Mereka harus bersabar dan menunggu lama untuk
meraih kesempatan. Karena hanya 40 kelompoik musik yang berhak
manggung, sementara ada 200 band dari 65 negara berada di antrian.
"Kelompok musik dari Asia hanya dari Jepang dan Indonesia," kata Awan.
Selain itu, G-Pluck juga harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit,
agar benar-benar menjadi kloning The Beatles. Gitar Adnan Sigit dicari
yang sama persis dengan kepunyaan George Harrison. Bahkan, mereka juga
menyiapkan kostum yang menyerupai kostum awak The Beatles.
"Setiap kali kita manggung, nama Indonesia selalu disebut-sebut. Bahkan
di luar panggung, banyak pula meneriakkan nama band kami," kata Awan.
G-Pluck tampil tujuh kali selama pesta Beatlemania itu.
"Bangga sekali. Akhirnya, saya bisa melihat grup band Indonesia tampil
di ajang international," kata Tuni Morris, warga Indonesia yang hijrah
ke Inggris mengikuti suaminya.
Fenomena Beatlemania, lazimnya disebut "Beatles tribute band", bukan
hanya terjadi di Indonesia. Karena, kelompok musik legendaris itu
"bermain" lintas generasi, lintas suku, dan lintas negara. Di
Indonesia, penggemar Beatles tergabung dalam "Indo Beatlemania Club".
"Lucu memang ada The Beatles yang berwarna kulit sawo matang dan berhidung pesek," kata Awan.(SHA/ANTARA)
"The Beatles Indonesia" Manggung di Liverpool
Liputan6, Jakarta: Jika
Liverpool merasa berbangga dengan The Beatles-nya, maka Jakarta boleh
juga berbangga dengan G-Pluck alias jiplakan The Beatles. Karena,
baru-baru ini mereka tampil di kandang The Beatles di Liverpool dan
mendulang sukses.
"Mimpi saja tidak pernah," kata Awan, pemain bas G-Pluck, mengomentari
penampilannya di club "Cavern Pub", Mathew Street, Liverpool. Tempat
itu merupakan debut manggung John Lennon, Paul McCartney, Ringo Starr,
dan George Harrison, hingga nama The Beatles mendunia dan melegenda.
Selain Awan Garnida, kelompok musik digawangi Wawan, Adnan Sigit, Beni
Pratama, Ramundo Gascaro, dan Tompak. Sejak awal pendiriannya, mereka
memang menjiplak habis tampilan John Lennon dan kawan-kawan, hingga
mereka mengaku sebagai The Beatles-nya Indonesia.
Kehadiran G-Pluck di ajang "Beatles Week Festival" pada 22-27 Agustus
itu, bukanlah hal mudah. Mereka harus bersabar dan menunggu lama untuk
meraih kesempatan. Karena hanya 40 kelompoik musik yang berhak
manggung, sementara ada 200 band dari 65 negara berada di antrian.
"Kelompok musik dari Asia hanya dari Jepang dan Indonesia," kata Awan.
Selain itu, G-Pluck juga harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit,
agar benar-benar menjadi kloning The Beatles. Gitar Adnan Sigit dicari
yang sama persis dengan kepunyaan George Harrison. Bahkan, mereka juga
menyiapkan kostum yang menyerupai kostum awak The Beatles.
"Setiap kali kita manggung, nama Indonesia selalu disebut-sebut. Bahkan
di luar panggung, banyak pula meneriakkan nama band kami," kata Awan.
G-Pluck tampil tujuh kali selama pesta Beatlemania itu.
"Bangga sekali. Akhirnya, saya bisa melihat grup band Indonesia tampil
di ajang international," kata Tuni Morris, warga Indonesia yang hijrah
ke Inggris mengikuti suaminya.
Fenomena Beatlemania, lazimnya disebut "Beatles tribute band", bukan
hanya terjadi di Indonesia. Karena, kelompok musik legendaris itu
"bermain" lintas generasi, lintas suku, dan lintas negara. Di
Indonesia, penggemar Beatles tergabung dalam "Indo Beatlemania Club".
"Lucu memang ada The Beatles yang berwarna kulit sawo matang dan berhidung pesek," kata Awan.(SHA/ANTARA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar