Jakarta, (tvOne)
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Nanan Soekarna mengakui, bahwa Detasemen Khusus 88 Anti Teros Badan Reserse Kriminal Polri telah menangkap Muhamad Jibril, buronan kasus terorisme. "Benar, Polri menangkap dia tadi sore," kata Nanan kepada ANTARA di Jakarta, Selasa malam. Ia mengatakan, Jibril masih menjalani pemeriksaan oleh tim Densus 88 Anti Teror.
Jibril ditangkap dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya di Bintaro ke rumah orang tuanya di Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa sore sekitar pukul 15:30 WIB. Penangkapan itu hanya beberapa jam setelah Polri merilis bahwa Jibril menjadi buronan karena diduga menjadi perantara aliran dana dari luar negeri ke Indonesia untuk dipakai dalam aksi ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Rtiz-Carlton.
Dalam selebaran yang dikeluarkan Polri, Jibril memiliki nama lain Muhamad Ricky Ardhan yang lahir di Banjarmasih 3 Desember 2009. Dia terakhir tinggal di JL M Saidi RT 10 RW 01 Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ciri fisik dia antara lain laki-laki, tinggi badan 165 cm, kepala bulat, mata hitam, alis tipis dan bibir tipis. Ia juga masih memegang paspor nomor S 335026 yang masih berlaku.
Ayah Jibril, Abu Jibril, Selasa sore sempat datang ke Mabes Polri untuk mencari keberadaan anaknya namun belum mendapatkan keterangan soal anak sulungnya itu. Polisi menduga Jibril memiliki hubungan dengan Al Khalil Ali, WN Arab Saudi yang kini ditahan Mabes Polri karena diduga terlibat tindak pidana terorisme.
Ali disangka menjadi perantara dana dari luar negeri untuk ledakan bom di kedua hotel itu. Selain Ali, polisi telah menahan Aris dan Hendra, warga Temanggung karena diduga ikut menyediakan sarana aksi bom di Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Tersangka Ibrahim telah tewas dalam penangkapan di Temanggung sedangkan Eko Joko dan Air Setiawan tewas dalam penangkapan di Jatiasih. Dani dan Nana, keduanya pelaku bom bunuh diri ikut tewas bersama bom yang diledakkan.(ANT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar