Rabu, 26 Agustus 2009 pukul 13:25:00
JAKARTA-- Terkait tudingan yang dilontarkan Barisan Muda Betawi (BMB) dan Tim Densus 88, Masjid Al Munnawarah di Komplek Perumahan Witana Harja, Pamulang, merupakan sarang teroris, pengurus masjid menampik tudingan tersebut. Ditegaskan oleh para pengurus masjid bahwa Al Munnawarah bukanlah sarang teroris. Melainkan hanya masjid yang terbuka untuk umum, khususnya warga setempat.
"Kami tegaskan bahwa isu-isu yang beredar di media massa mengenai masjid Al Munnawarah, itu tidak benar. Masjid ini dibuka untuk umum, sama sekali tidak ada batasan," ujar Trisna Dachlan, pengurus masjid Al Munnawarah, Rabu (26/8).
Kata Trisna, isu yang menyebutkan Masjid Al Munnawarah disusupi oleh teroris, atau adanya ajaran sesat dalam masjid, sama sekali tidak terbukti. "Sesama muslim jangan saling menjelekkan. Isu harus diselesaikan secara baik dan terbuka," tegasnya.
Dalam melakukan peribadatan di Masjid Al Munnawarah, baik jamaah dan pengurus sepakat menjadikan Al Quran dan hadis sebagai acuan. Trisna menuturkan dirinya sudah 16 tahun mengurus Masjid Al Munnawarah. Melihat masjid yang selama ini diurusnya dituding sebagai sarang teroris ia sangat kecewa. Terlebih pernyataan yang dikeluarkan Ketua RW yang menyudutkan ajaran masjid. "Statement Pak RW itu salah. Bahkan, sebagai Ketua RW, ia tidak pernah ikut kegiatan masjid," papar Trisna.
Terkait keberadaan Ustadz Abu Jibriel di Masjid Al Munnawarah, lugasnya, dikarenakan selama 15 tahun ini di masjid tidak pernah ada seorang imam besar masjid. "Abu Jibril itu warga daerah ini. Ia juga tidak pernah memberikan tausiah yang menyesatkan warga," Trisna menambahkan.
Masjid Al Munnawarah diisukan menjadi sarang teroris, tutur Trisna, bermula dari kesalahpahaman yang timbul antara Habib Abdurahman Assegaf dan Abdul Jibriel, serta para pengikutnya. Sejak kedatangan Habib Abdurahman Assegaf alias Abdul Haris Umarela alias Amsari, rentetan kejadian pun terjadi dan masyarakat seolah memusuhi masjid.
Menurut pengakuan Trisna, Habib Abdurahman Assegaf justru memprovokasi warga Witana Harja untuk menduduki Masjid Al Munnawarah pada Kamis, tanggal 20 Agustus 2009 lalu. Namun, hanya sebagian warga yang hadir ke rumah Habib Abdurahman Assegaf. Kegiatan silaturahmi dihadiri undangan lain, yakni anggota BMB. Habib Assegaf mengusung tema "Rangka Mencegah Paham Wahabi Radikal sebagai Antisipasi Terorisme" dalam silaturahmi, yang juga menggandengan Ketua RW, Soetopo Wonoboyo.
"Habib Assegaf justru menyimpang dari tema silaturahmi dan menghujat Abu Jibriel. Bersama BMB, Habib mencoba mengambil paksa masjid pada Kamis malam. Alhamdulilah hal itu tidak terjadi, walaupun teriakan-teriakan provokasi dari anggota BMB terdengar," tandas Trisna. (c08/rin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar