Keterlibatan Facebook Dalam Revolusi Mesir


Setelah lama bungkam mengenai keterlibatan langsung Facebook dalam revolusi Mesir yang berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak beberapa waktu yang lalu, kini Facebook tidak bisa lagi mengelak atas keterlibatan mereka dalam revolusi tersebut.

Mashable.com mencatat beberapa laporan yang menunjukkan keterlibatan terselubung dari beberapa pimpinan Facebook untuk mendukung revolusi tersebut.

Menurut Daily Beast, Facebook dilaporkan bekerja untuk melindungi identitas aktivis Mesir. Situs berita ini mengklaim memperoleh e-mail dari eksekutif Facebook dan para administrator dari sebuahPage di Facebook dengan nama We Are All Khaled Said yang merupakan awal mula pusat gempa revolusi digital ini. Facebook Page ini diciptakan untuk mengingat seorang laki-laki Mesir yang dibunuh musim panas lalu oleh polisi.

Lebih jauh Daily Beast mengatakan bahwa eksekutif Facebook mengambil langkah-langkah yang tidak biasa untuk melindungi identitas para pemimpin protes selama pemberontakan Mesir. Pada tanggal 25 Januari awal mula revolusi mesir tersebut, pemrotes di Mesir yang tidak mungkin dapat menghubungi teman-teman mereka di seluruh Mesir untuk mengadakan demonstrasi secara serentak. Seorang admin dari sebuah Page di Facebook telah meminta bantuan top executive Facebook untuk membantunya menyebarkan email.

Tidak lama kemudian Page di Facebook tersebut menjadi sangat populer dan menjadi tempat online bagi para demonstran untuk berkumpul serta menjadi awal gerakan revolusi tersebut. Setiap hari selalu ada update di wall dan sebanyak 400 ribu fans. Page ini memuat berbagai permohonan ber-api-api agar para pendemo di Mesir bergabung. Para pemrotes terus bergabung hal ini membuat kekhawatiran bagi administrator page yang bernama We Are All Khaled Said tersebut. Administrator merasa pemerintah regim Mubarak akan melancarkan serangan cyber untuk menutup Page tersebut atau menangkapi para pengelolanya. Sampai pada titik ini belum jelas apakah Facebook memberikan bantuan.

Halaman Facebook We Are All Khaled Said, sumber:https://www.facebook.com/ElShaheeed

Di suatu malam tanggal 25 Januari tersebut, Richard Allan, Direktur Kebijakan Facebook untuk Eropa merespon kekhawatiran administrator Page di Facebook tersebut dengan mengatakan:

We have put all the key pages into special protection,” he wrote in an email. A team, he said, “is monitoring activity from Egypt now on a 24/7 basis.”

Ini artinya secara resmi atau tidak (melalui pribadi Richard Allan) Facebook telah memberikan perlindungan khusus terhadap Page We Are All Khaled Said agat tidak mudah diserang pemerintah Mesir atau agar pengelolanya tidak mudah untuk ditangkapi.

Dengan memberikan perlindungan istimewa terhadap page ini, Facebook telah memainkan peran sebagai tempat berkumpul para aktivis pro revolusi Mesir untuk menyatukan kekuatan mereka dan untuk terus berdemo, menggalang kekuatan selagi Hosni Mubarak tidak juga mau turun dari jabatannya. Namun Richard Allan menolak untuk mengomentari hal ini. Ia sendiri bergabung dengan Facebook pada bulan Juni 2009. Dalam sebuah wawancara di bulan Agustus dengan Financial Times, ia mengatakan bahwa di antara tanggung jawabnya adalah melakukan deal dengan sensor, kebebasan berbicara dan privasi, serta mempromosikan Facebook untuk kepentingan umum.

Dengan latar belakang sebagai seorang yang suka kebebasan berbicara dan anti sensor serta ditempatkan pada posisi yang cukup menentukan di Facebook bukan tidak mungkin Richard Allan telah menggunakan posisinya baik resmi atau tidak untuk mendukung revolusi Mesir. Seorang mantan pegawai Facebook mengatakan bahwa Richard Allan memiliki kekuatan untuk mengirimkan email kepada siapa saja yang berkepentingan dalam situasi tertentu.

Dengan demikian, sengaja atau tidak memang Facebook telah berperan cukup banyak dalam revolusi Mesir yang berhasil menumbangkan rezim Hosni Mubarak tersebut. Setelah berhasilnya revolusi tersebut, peningkatan pengguna Facebook Mesir meningkat secara mengejutkan. Tidak tahu juga apakah keberhasilan revolusi tersebut membuat warga Mesir merasa harus berterimakasih kepada Facebook dengan beramai-ramai menjadi anggotanya.

Menarik juga dilihat, pemadaman jaringan internet oleh pemerintah Mesir selama beberapa hari tidak menyurutkan api revolusi di Mesir padahal Facebook hanya dapat ditengok jika ada koneksi internet. Hal ini menandakan, bahwa gelombang revolusi tersebut ternyata sudah cukup besar, Facebook berperan menyatukan gelombang tersebut dan ketika telah bersatu, tidak dapat lagi dihentikan walaupun dengan memutuskan koneksi internet.

    Artikel Terkait :



    Tidak ada komentar:

    Arsipnya