Masjid-Masjid Jerman Gelar ’Open House’

DDHK News



Merayakan hari reunifikasi Jerman pada 3 Oktober 2010, masjid-masjid di Jerman menggelar ”open house” bagi warga Jerman. Tradisi itu telah berlangsung sejak tahun 1997. Sejak tahun 1990, tanggal 3 Oktober menjadi hari libur di Jerman untuk menandai penyatuan kembali negara Jerman Barat dan Jerman Timur.

Pada tanggal itu pula, sejak 1997, masjid-masjid di Jerman seakan menjadi ”rumah terbuka nasional”.

Situs DW-WORLD.DE (2/10) mengabarkan, tahun ini, moto ”open house” adalah ”Al-Qur’an – 1400 tahun, topikal dan bagian dari kehidupan sehari-hari”. Tujuannya untuk merayakan turunnya wahyu (Quran) kepada Nabi Muhammad 1.400 tahun lalu.

Pada hari open house itu, warga Jerman –Muslim dan non-Muslim– diundang untuk mengunjungi masjid-masjid dan pusat kebudayaan Islam di seluruh negeri. Lebih dari 500 masjid akan membuka pintu mereka bagi warga Jerman.

Meskipun open house masjid berlangsung sejak 1997, sejarah masjid di Jerman sendiri sudah berlangsung sejak lama. Menurut situs Dewan Koordinasi Muslim KRM, masjid pertama Jerman dibangun pada 1739 oleh Raja Prusia, Friedrich Wilhelm I. Ia membangun masjid itu untuk beberapa prajuritnya yang Muslim.

Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 2.000 mesjid di Jerman. Pemerintah Jerman memberi kebebasan warganya untuk melaksanakan ajaran agamanya.

Menurut data resmi pemerintah Jerman, saat ini ada sekitar 3 juta Muslim di negeri berpenduduk 80 juta jiwa itu. Namun, Dr Mustafa Yuldas, Ketua Schura (Dewan Masyarakat Islam di Hamburg) menyebutkan, Muslim di Jerman sekitar 5 juta, sebagian besar imigran asal Turki. (Mel/ddhongkong.org).*

Artikel Terkait :



Arsipnya