Buntut "Pendet", Mahasiswa Banten Bakar Bendera Malaysia

Kompas.Com



Ilustrasi: selama ini Malaysia sering tidak menghargai harkat dan martabat bangsa Indonesia lewat berbagai cara, termasuk klaim Malaysia atas berbagai kebudayaan yang berasal dari Indonesia.


Kamis, 27 Agustus 2009 | 01:54 WIB

SERANG, KOMPAS.com--Puluhan mahasiswa Banten yang tergabung dalam Front Anti Malaysia (FAM) menggelar aksi anti Malaysia di depan Halte IAIN SMH Banten, dalam aksinya mereka mendesak agar Malaysia meminta maaf kepada Indonesia,bahkan aksi tersebut diwarnai pembakaran bendera Malaysia, Rabu.

Pengunjukrasa yang terdiri dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) Universitas sultan Agung Tritayasa (Untirta),FAM IAIN dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Untirta mendesak pemerintah Malaysia meminta maaf secara resmi ke Republik Indonesia.

"Malaysia telah menginjak-injak harga diri bangsa Indonesia. Satu persatu kesenian Indonesia di klaim milik Malaysia. Reog, Tari Pendet, terus nanti apa lagi," teriak orator.

Melihat gelagat yang tidak baik dari negara tetangga itu, FAM mengajak seluruh masyarakat dan pemimpin bangsa untuk lebih peduli kepada potensi dan kekayaan negara.

"Kita harus kuat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Jangan mudah dipecah belah dan dengan mudah dilecehkan oleh bangsa lain," teriak orator lainya.

Sementara ditemui  di lokasi aksi, koordinator lapangan Yayat mengatakan, klaim Pemerintah Malaysia terhadap sejumlah kesenian asli Indonesia dianggap sebagai peringatan untuk seluruh rakyat Indonesia.

"Klaim dari Malaysia ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali. Tapi sudah berkali-kali. Hal ini bisa dikategorikan sebagai sebuah kesengajaan untuk mengganggu kedaulatan dan nasionalisme Bangsa Indonesia," jelas Yayat.

Yayat juga menerangkan,Indonesia harus segara bangkit dan bersikap tegas kepada siapa pun yang mengusik kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Pokoknya,Malaysia harus meminta maaf secara resmi melalui Perdana Menterinya ke Pemerintah Indonesia," tegas Yayat.

Ia menambahkan, Pemerintah Indonesia juga harus melindungi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, karena kerap kali para TKI ini mendapat perlakuan buruk dari majikannya di Malaysia. "Kalau perlu tidak usah kirim lagi TKI ke Malaysia," tukas Yayat.

Selain berorasi, sebagai bentuk protes ke Pemerintah Malaysia, massa FAM membakar bendera Malaysia yang terdapat gambar tengkorak di bagian kanan atas bendera.

Meski aksi dilakukan di jalur jalan protokol Provinsi Banten, namun pengunjukrasa tersebut tak membuat kemacetan. Dan usai menyalurkan aspirasinya, para pengunjukrasa tersebut meninggalkan tempat aksi dengan tertib.

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya