Sabtu, 14 Maret 2009 , 10:01:00
Lemas, Gelisah dan Pucat Tanda Terserang DBD
Tentang DBD dan Penyebarannya (1)
Oleh: Tony Hartono, SKM
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Balikpapan dalam menurunkan angka kasus penyakit dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu caranya dengan mengadakan Program Gerakan Serentak (Gertak) untuk membasmi penyebaran jentik nyamuk DBD yang bekerja sama dengan PKK Kota Balikpapan.
TIM Gertak dipimpin Ketua PKK Ibu Hj Azimah Imdaad Hamid dan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Dyah Muryani yang secara rutin turun langsung kelapangan memeriksa jentik nyamuk di rumah-rumah warga.
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit virus berat yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti, merupakan penyakit endemik di banyak negara di Asia Tenggara, Selatan, Pasifik dan Amerika Latin. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia dan gangguan mekanisme penggumpalan darah. Sebagian besar menyerang pada anak-anak dan dapat juga menyerang orang dewasa.
Penyakit ini bersifat biphasic yaitu tiba-tiba dimulai dengan demam, dan pada anak-anak disertai dengan keluhan pada saluran pernapasan bagian atas, kadang-kadang tidak ada nafsu makan, rasa panas di daerah muka dan gangguan gastro intestinal ringan. Bersamaan dengan defervescence dan menurunnya jumlah trombosit, keadaan umum penderita tiba-tiba memburuk, ditandai dengan rasa lemas, sangat gelisah, muka pucat dan napas cepat, rasa sakit di daerah abdomen dan sianosis sekitar mulut.
Hepar mungkin membengkak, biasanya 2 hari atau lebih sesudah turunnya suhu badan. Perdarahan sering terjadi termasuk petechiae yang menyebar, uji torniquet positif, mudah memar dan bisa terjadi mimisan, perdarahan pada saat pengambilan darah vesed serta perdarahan gusi.
Terjadinya perdarahan gastro intestinal adalah tanda prognosa yang jelek biasanya sesudah mengalami masa renjatan yang lama. Pada kasus berat, gejala klinis ditambah dengan terjadinya akumulasi cairan pada rongga tubuh, menurunnya kadar serum albumin, meningkatnya kadar transaminase, memanjangnya waktu protrombin dan rendahnya kadar protein komplemen C3. DHF dengan kerusakan hati berat, dengan atau tanpa ensefalopati telah ditemukan pada waktu kejadian luar biasa dengue-3 di Indonesia dan Thailand. Angka kematian dari penderita DHF dengan renjatan yang tidak diobati atau dengan manajemen yang salah adalah sebesar 40–50 persen, akan tetapi dengan terapi psikologis yang cepat, angka ini bisa menurun menjadi 1-2 persen.
Tes serologis menunjukkan peningkatan titer antibodi terhadap virus dengue. Adanya antibodi IgM, menunjukkan bahwa infeksi flavivirus sedang terjadi atau baru saja terjadi, biasanya bisa dideteksi 6–7 hari sesudah onset penyakit. Virus dapat diisolasi dari darah selama stadium akut dengan menyuntikkannya pada nyamuk atau kultur sel. Isolasi dari organ pada saat otopsi sulit dilakukan tetapi kemungkinannya bertambah melalui inokulasi nyamuk.
PENYEBAB PENYAKIT
Demam dengue dan DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B-Arthropod borne virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal dengan genus flavivirus, famili flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN–4. Pada urutan menurun menurut frekuensi penyakit yang ditimbulkan : tipe 2, 3, 4 dan 1.
Virus ini terdapat dalam darah penderita 1-2 hari sebelum demam, virus tersebut berada dalam darah (viremia) penderita selama masa periode intrinsik 3-14 hari (rata-rata 4-7 hari). Pada suhu 30 deraja celcius. Dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti virus memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik dari lambung sampai ke kelenjar ludah nyamuk.
Virus dengue mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, binatang seperti monyet, simpanse, kelinci, mencit, marmut, tikus, hamster serta serangga khususnya nyamuk.
Walaupun binatang primata merupakan hospes alami virus, viremia yang timbul lebih rendah dan lebih pendek masanya. Pada manusia masa viremia berkisar 2-12 hari, sementara pada binatang primata berkisar 1-2 hari, dan titer virus dalam darah manusia dapat mencapai 100 kali dibandingkan pada darah binatang primata.
Seseorang yang tinggal di derah endemis dengue dapat terinfeksi 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit. Hasilnya menunjukan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukan manifestasi klinis yang berat. (*/Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan)
Tentang DBD dan Penyebarannya (1)
Oleh: Tony Hartono, SKM
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Balikpapan dalam menurunkan angka kasus penyakit dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu caranya dengan mengadakan Program Gerakan Serentak (Gertak) untuk membasmi penyebaran jentik nyamuk DBD yang bekerja sama dengan PKK Kota Balikpapan.
TIM Gertak dipimpin Ketua PKK Ibu Hj Azimah Imdaad Hamid dan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Dyah Muryani yang secara rutin turun langsung kelapangan memeriksa jentik nyamuk di rumah-rumah warga.
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit virus berat yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti, merupakan penyakit endemik di banyak negara di Asia Tenggara, Selatan, Pasifik dan Amerika Latin. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia dan gangguan mekanisme penggumpalan darah. Sebagian besar menyerang pada anak-anak dan dapat juga menyerang orang dewasa.
Penyakit ini bersifat biphasic yaitu tiba-tiba dimulai dengan demam, dan pada anak-anak disertai dengan keluhan pada saluran pernapasan bagian atas, kadang-kadang tidak ada nafsu makan, rasa panas di daerah muka dan gangguan gastro intestinal ringan. Bersamaan dengan defervescence dan menurunnya jumlah trombosit, keadaan umum penderita tiba-tiba memburuk, ditandai dengan rasa lemas, sangat gelisah, muka pucat dan napas cepat, rasa sakit di daerah abdomen dan sianosis sekitar mulut.
Hepar mungkin membengkak, biasanya 2 hari atau lebih sesudah turunnya suhu badan. Perdarahan sering terjadi termasuk petechiae yang menyebar, uji torniquet positif, mudah memar dan bisa terjadi mimisan, perdarahan pada saat pengambilan darah vesed serta perdarahan gusi.
Terjadinya perdarahan gastro intestinal adalah tanda prognosa yang jelek biasanya sesudah mengalami masa renjatan yang lama. Pada kasus berat, gejala klinis ditambah dengan terjadinya akumulasi cairan pada rongga tubuh, menurunnya kadar serum albumin, meningkatnya kadar transaminase, memanjangnya waktu protrombin dan rendahnya kadar protein komplemen C3. DHF dengan kerusakan hati berat, dengan atau tanpa ensefalopati telah ditemukan pada waktu kejadian luar biasa dengue-3 di Indonesia dan Thailand. Angka kematian dari penderita DHF dengan renjatan yang tidak diobati atau dengan manajemen yang salah adalah sebesar 40–50 persen, akan tetapi dengan terapi psikologis yang cepat, angka ini bisa menurun menjadi 1-2 persen.
Tes serologis menunjukkan peningkatan titer antibodi terhadap virus dengue. Adanya antibodi IgM, menunjukkan bahwa infeksi flavivirus sedang terjadi atau baru saja terjadi, biasanya bisa dideteksi 6–7 hari sesudah onset penyakit. Virus dapat diisolasi dari darah selama stadium akut dengan menyuntikkannya pada nyamuk atau kultur sel. Isolasi dari organ pada saat otopsi sulit dilakukan tetapi kemungkinannya bertambah melalui inokulasi nyamuk.
PENYEBAB PENYAKIT
Demam dengue dan DBD disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B-Arthropod borne virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal dengan genus flavivirus, famili flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN–4. Pada urutan menurun menurut frekuensi penyakit yang ditimbulkan : tipe 2, 3, 4 dan 1.
Virus ini terdapat dalam darah penderita 1-2 hari sebelum demam, virus tersebut berada dalam darah (viremia) penderita selama masa periode intrinsik 3-14 hari (rata-rata 4-7 hari). Pada suhu 30 deraja celcius. Dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti virus memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa inkubasi ekstrinsik dari lambung sampai ke kelenjar ludah nyamuk.
Virus dengue mampu berkembang biak dalam tubuh manusia, binatang seperti monyet, simpanse, kelinci, mencit, marmut, tikus, hamster serta serangga khususnya nyamuk.
Walaupun binatang primata merupakan hospes alami virus, viremia yang timbul lebih rendah dan lebih pendek masanya. Pada manusia masa viremia berkisar 2-12 hari, sementara pada binatang primata berkisar 1-2 hari, dan titer virus dalam darah manusia dapat mencapai 100 kali dibandingkan pada darah binatang primata.
Seseorang yang tinggal di derah endemis dengue dapat terinfeksi 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit. Hasilnya menunjukan bahwa keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukan manifestasi klinis yang berat. (*/Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar