Ia sering menjadi Sosok yang terkadang diabaikan,
Ia sesungguhnya penuh kasih sayang dan pengorbanan
memiliki hati yang lembut tapi (harus) selalu terlihat sangat kuat didepan kita kendati tidak selalu ia inginkan
Seringkali sebagai anak kita selalu lebih dekat dengan ibu, ibu,ibu
kakak atau adik, dibanding ayah
Inilah sepenggal kesejatian ayah dibalik sikap tegasya
Saat kita keluar rumah hingga larut,
ayahlah yang menyuruh ibu menelpon kita. Ia sesungguhnya resah walau tersamar
saat kita belum pulang, beliaulah yang mencari kita dalam keremangan
Saat kita menangis atau sedih,
ayahlah yang menyuruh ibu bertanya kenapa apa yg terjadi pada kita
Saat kita spesial, atau ulang tahun, ayahlah orang yang pontang-panting bekerja
untuk membeli hadiah atau bahkan hanya sekadar penganan kecil.
Saat kita sakit, ayahlah orang yang sangat berusaha
mencari dokter dalam hujan badai, seringkali harus mencari,
meminjam uang untuk itu
Saat anak perempuannya belajar naik sepeda,
Ibu selalu mengingatkan agar selalu berhati-hati dan takut melepas.
namun ayah akan setia mendampingi dan membiarkan sesekali jatuh
agar sang anak cepat belajar,
Ia memang harus nampak tegar
kendati dalam hati ia juga rapuh
Saat kita lupa ibadah, ayahlah orang yang selalu mengingatkan kita
dengan memberi contoh,
tidak akan memaksakan kehendaknya karena ia tahu
seseorang hanya bisa memberi contoh siapa sesungguhnya dia
Saat kita terluka, ayahlah orang yg pertama menggendong kita.
Saat kita tumbuh dewasa,
ayahlah yang selalu menyelipkan nama kita dalam doanya, dalam sujudnya,
dalam harapannya
Saat kita menikah, ayahlah org yang paling tak rela kehilangan kita
ia akan menghapus air mata di belakang ruangan diam-diam
ia akan menangis lama dalam sujudnya.
Ia akan sering terlihat merenung di kesendiriannya
Tapi mengapa ayah selalu terlihat seolah acuh ?
karena ayah tidak ingin terlihat lemah oleh anaknya, ia hanya mencuri-curi pandang untuk mengatakan bahwa ia sangat ingin memeluknya, bahwa ia sangat menyayanginya
Ayah menangis saat menyendiri dan berusaha terlihat kuat saat bersama anaknya.
Ia hanya akan mengeluh kepada Tuhan sang Khalik yang menggenggam dunia
Andai Tuhan bicara dengan dia “anakmu akan Ku panggil”,
maka ayah akan menjawab “. . . biarlah kutukar dengan nyawaku, aku ikhlas”.
Kadang kita menghargai ayah hanya karena rasa takut,
kita lebih mudah cerita masalah kepada ibu dibandingnya
Sesungguhnya dibalik keras kepala ayah,
tersimpan hati yang sangat lembut.
Simaklah kerut merut yang tergambar di wajahnya saat ia terlena
karena kelelahan yang ia sembunyikan
agar ia selalu nampak kuat di depan keluarganya.
Bayangkan ia tak pernah henti berpikir, berusaha untuk kehidupan keluarganya
dengan resiko yang tak akan pernah kalian bayangkan.
Karena ia tak akan pernah bercerita untuk hal itu.
Selagi ada waktu, banggakan dia, buatlah dia tersenyum.
Peluklah ayahmu karena dia tak mampu mengalahkan egonya.
Hargai, hormati dan cintailah ayahmu
agar tak akan terjadi penyesalan apabila ia sudah tiada
Source : Djoko Loekito
https://www.facebook.com/djokoloekito
Tangsel, 28 Nov 2011
ane
cahPamulang