YOGYAKARTA, JUMAT — Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Tahun 2009 dibuka oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Jumat (30/1) sore. Sultan berharap PMPS, yang dihidupi energi kultural Sekaten, bisa menciptakan pasar domestik bagi masyarakat lokal dan menjadi kekuatan ekonomi yang riil.
"Peluang reformatif untuk mendukung tumbuh-kembangnya ekonomi kerakyatan ada pada tradisi Sekaten. Itu karena Sekaten dihidupi energi kultural yang memiliki kekuatan dahsyat dalam menciptakan pasar domestik. Pasar itu bagi masyarakat lokal lewat potensi unggulannya, yakni industri kreatif," ujar Sultan.
Aktivitas ekonomi yang kemudian berkembang dari proses vitalisasi Sekaten, menurut Sultan, merefleksikan jiwa-semangat atau geest dari daya tahan internal komunitas pendukung budaya Sekaten.
"Bahwa sekarang produk luar begitu terlihat unggul maka tradisi Sekaten harus mampu menemukan bentuk penyemaian baru bagi produk-produk lokal, yang biasa disebut restorasi sekaten," ujar Sultan.
Restorasi, menurut dia, adalah untuk kembali mendapatkan makna pemulihan identitas dengan cara mengutuhkan kembali jati diri bangsa yang penuh nilai budaya sehingga bisa memiliki daya tahan untuk bersanding dengan budaya global.
Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto menyampaikan, PMPS yang akan berlangsung sebulan ke depan, dan juga PMPS selanjutnya, harus menjadi media perdagangan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala Dinas Pariwisata Seni Budaya Kota Yogyakarta Hadi Muchtar mengatakan, dari 271 kaveling di arena PMPS, hingga kemarin baru laku 140 kaveling. Pendaftaran masih dibuka selama PMPS. "Yang belum banyak laku adalah area selatan. Area ini, dalam PMPS kemarin, juga kondisinya begitu," ujarnya.
Namun anehnya, Hadi juga menyampaikan bahwa pedagang kaki lima (PKL) boleh memanfaatkan area selatan dengan gratis. "Ya silakan saja dimanfaatkan gratis. Daripada menganggur, pakai saja. Tapi kalau nanti kaveling laku, ya harus pergi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar